-
Serba-Serbi Gugatan Class Action Banjir yang Mengepung Gubernur DKI Jakarta
Rabu, 18/03/2020 21:35 WIBHakim Sakit, Sidang Putusan Class Action Banjir Jakarta 2020 Ditunda
Selasa, 10/03/2020 22:35 WIBTak Mau Kalah Lagi, LBH Jakarta Lebih Cermat Siapkan Gugatan Banjir terhadap Anies Baswedan
Selasa, 25/02/2020 19:04 WIBGugatan Class Action Banjir Mengepung Anies Baswedan
Selasa, 14/01/2020 23:05 WIBKorban Meninggal Akibat Banjir 43 Orang
Jum'at, 03/01/2020 14:36 WIBPerbanyak Hutan Kota di Jakarta
Jum'at, 03/01/2020 13:33 WIBBMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem yang Berulang Hingga Pertengahan Februari 2020
Kamis, 02/01/2020 17:21 WIBBNPB: Terpenting Selamatkan Jiwa Terlebih Dahulu
Rabu, 01/01/2020 21:01 WIBBanjir Tahun 2019 Terdalam Sejak Tahun 2007
Senin, 29/04/2019 16:44 WIBJokowi Kebut Bendungan Sukamahi dan Ciawi Atasi Banjir Jakarta
Sabtu, 16/12/2017 15:00 WIBJAKARTA, BOGOR.COM - Presiden Joko Widodo menargetkan pembangunan bendungan Sukamahi dan Waduk Ciawi kelar pada 2019. Pembangunan bendungan yang berada di wilayah hulu Sungai Cisukabirus ini merupakan bagian dari upaya pengendalian banjir di Jakarta.
"Kita ingin menyelesaikan masalah banjir yang ada di Jakarta. Kita bekerja di hulunya. Jadi yang mau kita kerjakan sekarang ini adalah waduk Sukamahi dan waduk Ciawi. Sudah dimulai, pembebasan lahan sudah 22 persen," Kata Presiden, Jumat (15/12).
Menurut presiden beroperasinya waduk tersebut akan mampu mengurangi potensi banjir di Jakarta sebesar 30 persen. "Dengan adanya dua waduk ini akan ada pengurangan jumlah air yang masuk ke Jakarta 30 persen. Artinya mengurangi banjir di Jakarta 30 persen," ungkapnya.
Sementara di wilayah hilir, yakni Jakarta pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat rutin mengerjakan normalisasi Sungai Ciliwung. Normalisasi sungai mendesak dilakukan karena diketahui lebar sungai yang ada hampir seluruhnya telah semakin menyempit.
"Hulu dan hilir semua harus dikerjakan. Hulunya sudah untuk waduk Sukamahi dan Ciawi. Di hilirnya, di Jakarta, Kementerian PU terus mengerjakan pelebaran Sungai Ciliwung,” ujarnya, seperti dikutip setkab.go.id.
Kepala Negara juga mengajak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bersama-sama berupaya mengatasi persoalan banjir di Jakarta. Ia berharap pemerintah provinsi fokus menangani hal-hal lain yang berkaitan dengan pengendalian banjir tersebut.
"Kita harapkan juga pemerintah provinsi mengerjakan hal-hal yang berkaitan seperti drainase, sungai-sungai kecil, dan pemeliharaan waduk-waduk yang ada di Jakarta. Itu akan sangat mengurangi (bajir). Jadi waduk Sunter, Pluit, Melati, dan Setiabudi semuanya harus dibersihkan terus," tegas Presiden.
Diluar itu pemerintah pusat juga masih terus mengupayakan pembangunan sodetan Ciliwung. Sodetan itu direncanakan untuk mengalirkan air dari sungai ke Kanal Banjir Timur sehingga debit air yang masuk ke pintu air akan berkurang.
"Ini sebentar lagi selesai. Sodetan dari Sungai Ciliwung menuju Banjir Kanal Timur. Itu akan sangat mengurangi banjir yang ada di Jakarta," jelasnya.
Presiden Jokowi meyakini, apabila pemerintah pusat dan pemerintah provinsi bekerja sama dalam melakukan pengendalian banjir Jakarta, maka bukan tidak mungkin persoalan yang menjadi momok bagi warga Jakarta itu akan dapat tertangani. (rm)Akibat Siklon Tropis Cempaka 19 Orang Meninggal
Rabu, 29/11/2017 15:17 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan hingga saat ini setidaknya telah 19 orang meninggal akibat bencana banjir dan tanah longsor karena cuaca ekstrem.
"Dampak bencana banjir dan longsor menyebabkan 19 orang meninggal dunia," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (29/11).
Dijelaskan Sutopo, 19 orang yang meninggal itu yaitu 11 orang di Pacitan, 3 di Kota Yogyakarta, 1 di Bantul, 1 di Gunung Kidul, 2 di Wonogiri dan 1 di Wonosobo. Dari 19 orang itu, 4 orang adalah korban banjir dan 15 korban longsor.
Selain korban jika tercatat akibat cuaca ekstrem itu ribuan rumah, ribuan hektar lahan pertanian, dan fasilitas publik juga terendam banjir. Akvitas masyarakat lumpuh total di Wonogiri, juga sebagian daerah di Yogyakarta dan Pacitan.
Diungkapkan Sutopo akibat bencana itu, jalan lintas selatan yang menghubungkan Wonogiri hingga Ponorogo juga lumpuh karena tertutup longsor. "Kerugian dan kerusakan ekonomi diperkirakan triliunan rupiah. Pendataan dampak bencana masih dilakukan BPBD," ungkapnya.
Bahkan Sutopo mengungkapkan, pencarian dan penyelamatan korban longsor di Pacitan hingga saat ini masih dilakukan. Beberapa daerah di Pacitan dilaporkan masih terendam banjir dan terisolir karena jalan tertutup longsor.
Daerah yang terendam banjir meliputi 13 desa di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan, Kecamatan Kebon Agung, dan Kecamatan Arjosari. "Jalan lintas selatan lumpuh total," ujarnya.
Banjir dilaporkan meluas di 18 kecamatan di Wonogiri. Terdapat 68 lokasi bencana banjir dan longsor. 2 korban longsor telah ditemukan dalam keadaan meninggal yaitu Sri Wati (40) dan Suyati (60) warga Bengle RT 2 RW 5 Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.
Selain itu juga dilaporkan terdapat 84 titik banjir di Yogyakarta. Sedangkan longsor terjadi di 93 titik, serta puting beliung terjadi di 116 titik. Longsor telah menimbun rumah di Jl Jlagran RT 01 RW 01 Pringgokusuman, Gedongtengen Kota Yogyakarta yang menyebabkan 3 orang meninggal yaitu Barjono, Dani (4) dan Aurora Tanti (3 bulan). Serta sejumlah korban longsor di Bantul dan banjir di Gunung Kidul.
Dijelaskan Sutopo Daerah Istimewa Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan dan Ponorogo merupakan daerah yang paling terdampak karena berjarak paling dekat dengan siklon tropis Cempaka. Pada Selasa (28/11), siklon tropis Cempaka hanya berjarak 32 km sebelah selatan-tenggara Pacitan.
Ia juga mencatat hingga saat ini ada 28 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali yang terdampak banjir, longsor, dan puting beliung akibat cuaca ektrem ini. Bencana tersebut terjadi di Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Magetan, Serang, Cilacap, Sragen, Boyolali, Trenggalek, Sukabumi, Purworejo, Magelang, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo.
Menurutnya siklon tropis Cempaka ini diperkirakan akan bergerak menjauhi wilayah Indonesia pada Kamis (30/11). Namun, masih memberikan dampak hujan deras dan gelombang tinggi di wilayah Jawa dan Bali.
"Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman banjir, longsor dan puting beliung," pungkasnya. (dtc/rm)Mengusut Perusahaan Penerima Fee Proyek Dana Swakelola Banjir
Rabu, 29/03/2017 21:00 WIBAda 30 perusahaan lebih yang digunakan oleh oknum pejabat DKI. Perusahaan tersebut hanya menerima fee proyek tersebut.
Mantan Walikota Jakbar Terseret Korupsi Dana Refungsionalisasi Sungai
Sabtu, 25/03/2017 18:00 WIBMantan Walikota Jakarta Barat, Fatahillah ditetapkan tersangka dalam kasus dugaan korupsi kegiatan penertiban refungsionalisasi sungai/kali dan PBH di wilayah Jakarta Barat tahun 2013
Kejaksaan Ungkap Modus Korupsi Dana Banjir DKI
Senin, 20/03/2017 15:56 WIBKejaksaan Agung mengungkap sejumlah modus yang digunakan para pelaku korupsi dana swakelola banjir di DKI Jakarta pada 2013-2014.
Transparansi Kejaksaan Tangani Korupsi Dana Banjir Dipertanyakan
Kamis, 02/03/2017 16:21 WIBKejaksaan Agung kembali menetapkan dua orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyelewenangan dana swakelola banjir di Suku Dinas Jakarta Pusat.