PEJUANG demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, sumringah ketika muncul dalam upacara khusus di Oslo, Norwegia, terkait penganugerahan Nobel Perdamaian untuknya. Padahal, Hadiah Nobel Perdamaian itu diberikan kepadanya sejak 21 tahun silam.

Ketika itu, Suu Kyi lebih memilih untuk tidak menerima hadiah Nobel karena khawatir dia tidak diperkenankan untuk kembali ke tanah airnya.

Sebelum dibebaskan pada 2010 lalu, dia menghabiskan sebagian besar waktunya selaa 24 tahun sebagai seorang tahanan rumah.

Dalam pidato pemberian penghargaan tersebut, yang digelar Sabtu (16/6), Suu Kyi mengaku bahwa dia tak mengira telah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian saat mendapat kabar tersebut pada 1989 silam. Dia juga mendokumentasikan masa-masa kelam saat menjalani tahanan rumah karena dia merasa tak lagi menjadi bagian dari dunia nyata.

Kepala Komite Nobel, seperti dikutip BBC, mengklaim bahwa sosok Suu Kyi merupakan ´hadiah´ tak ternilai harganya bagi komunitas masyarakat global.

BACA JUGA: