JAKARTAPusat pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah mengikuti pembangunan infrastruktur pada skala besar. Namun sering kali lokasi infrastruktur yang ingin dibangun ternyata tidaklah ekonomis. Dalam kasus semacam itu, negara harus mengambil peran dengan menggelontorkan modal agar terjadi sentra ekonomi baru.

"Pemberian modal negara itu sudah ada sejak revolusi industri abad ke-18 dan ke-19," kata arsitek dari Harbin Institute of Technology (HIT) China, Haixuan Zhu, dalam diskusi Kongres Perencana Sedunia ke-55 yang dihadiri oleh
Gresnews.com, Kamis (12/9).

Zhu mengambil studi kasus pembangunan kereta api Siberia pada awal abad ke-20. Sejak revolusi industri abad ke-18, sistem ekonomi modern secara bertahap menjadi matang dan berkembang pesat dalam lingkup dunia, terutama investasi modal negara pada bidang perkeretaapian, yang secara drastis mengubah mekanisme urbanisasi dan pola aglomerasi (pengumpulan ke dalam suatu tempat).

Pada akhir abad ke-19, karena nilai strategis dari Timur Jauh, Kekaisaran Rusia menggunakan modal negara untuk membangun Kereta Api Siberia dari Moskow ke Vladivostok. Pembangunan tersebut ternyata dengan cepat mempromosikan modernisasi dan urbanisasi di Cina Timur Laut.

Kawasan itu pun berkembang menjadi area pengembangan sosial di Asia pada awal abad ke-20. Bahkan, dalam lingkup dunia, memiliki nilai dan makna penting dalam sejarah perkembangan masyarakat dan perkotaan.

Menurut Zhu, dari hasil kajian itu pun menghasilkan kesimpulan seperti pembangunan infrastruktur transportasi skala besar adalah dasar untuk urbanisasi regional. Kebijakan nasional dan modal negara adalah pendorong utama urbanisasi regional. Sementara itu, perdagangan internasional adalah faktor eksternal utama untuk urbanisasi regional. (G-2)

BACA JUGA: