JAKARTAKota Istanbul, Turki, dengan jumlah penduduk yang mencapai +15 juta jiwa saat ini berada di jajaran kota-kota besar dunia dan masuk dalam kategori Megacity. Terlebih lagi, dalam lima tahun terakhir, kondisi perekonomian di Istanbul menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari kota-kota lainnya.

"Perubahan tersebut terus berlangsung agar lebih terintegrasi dan terus berkompetisi dengan kota-kota lainnya," kata arsitek dan desainer perkotaan dari Gebze Technical University, Turki, Muhammed Ziya Pakoz, dalam diskusi Kongres Perencana Sedunia ke-55 yang dihadiri oleh Gresnews.com, Kamis (12/9).

Menurut dia, Istanbul—dahulu dikenal dengan nama Byzantium sebelum menjadi pusat kekuasaan Ottoman dengan ibu kota Konstantinopel—termasuk di antara 20 pusat bisnis paling penting di dunia. Istanbul menonjol karena telah meningkat sebagai pusat keuangan terpercaya, rumah bagi inovasi dan perdagangan, serta untuk perbaikan infrastruktur.

"Identitas budaya yang unik dan semangat luar biasa mendukung posisi Istanbul di antara lima tujuan utama pengunjung dunia, meskipun rentan terhadap ancaman keamanan, seperti terjadinya serangan teroris beberapa waktu lalu," ungkapnya.

Dia menjelaskan, keistimewaan Istanbul adalah konektivitas global karena ia menjadi pusat penumpang udara yang paling cepat berkembang di dunia. "Perluasan infrastruktur bandara Istanbul adalah kunci perkembangan menjadi Megacity,” katanya.

Pemerintah Turki tengah membangun sebuah bandara terbesar di dunia, yaitu Istanbul Grand Airport yang mampu menampung hingga 150 juta penumpang per tahun. Bandara ini sangat strategis karena menjadi penghubung antarbenua. Bandara itu juga akan dilengkapi dengan kawasan perbelanjaan Duty Free seluas mencapai 55.000 meter persegi. Kawasan tersebut diisi toko-toko dengan konsep yang berbeda dan menjual barang-barang sesuai dengan tema toko yang dimiliki.

Tidak hanya itu, bandara itu juga akan dilengkapi Yotel, sebuah hotel butik dengan total kamar mencapai 451 pintu. Di bandara itu juga terdapat menara pengawas lalu lintas udara (air traffic control) berbentuk seperti bunga tulip khas Turki.

Pembangunan bandara baru Istanbul itu nantinya diharapkan akan menunjang pertumbuhan yang pesat bagi maskapai Turkish Airlines. Tentu saja megaproyek ini akan mendongkrak perekonomian Turki secara keseluruhan.

Muhammed Ziya Pakoz menegaskan megaproyek senilai Rp169 triliun itu akan berdampak bagi kondisi sosial masyarakat Turki. “Semakin banyaknya arus urbanisasi yang masuk ke Istanbul sehingga perlu pengaturan lebih baik lagi,” tuturnya. (G-2)

BACA JUGA: