JAKARTA - DPR meminta agar masyarakat terdampak akibat tumpahan minyak di sumur YYA-1 di area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) pada 12 Juli 2019 segera mendapatkan penanganan. Setelah reses, DPR akan segera memanggil pihak PT Pertamina (Persero) untuk mengetahui dan mencari solusi penyelesaian bencana ini.

"Masyarakat di sekitar kejadian harus ditangani. Mereka kemungkinan terkena dampaknya baik secara sosial maupun ekologi," kata Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika kepada Gresnews.com, Sabtu (3/8).

Menurutnya, Pertamina harus bertanggung jawab penuh memberikan kompensasi maupun melakukan pemulihan lingkungan terdampak. Termasuk juga harus segera mematikan sumber tumpahan minyak ini yang berasal dari sumur YYA-1.

Mantan kepala Badan Pengelola Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) itu berpendapat, untuk mematikan sumur ini harus dilakukan pengeboran dari samping. Jika itu yang terjadi maka dapat membutuhkan waktu cukup lama. Sebelumnya ada pihak yang menyebut insiden munculnya gelembung gas disertai tumpahan minyak di perairan Karawang mirip bencana deepwater di Teluk Meksiko, Amerika Serikat.

Pihak Pertamina sendiri telah menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, Boots & Coots. Perusahaan yang berhasil menangani ledakan rig lepas pantai Deepwater horizon Teluk Meksiko tahun 2010. Karena memang risiko terburuk atas kejadian gelembung gas yang berasal dari sumur YYA-1 tersebut adalah terjadi semburan gas (blow out). Skalanya bisa besar seperti yang terjadi di Teluk Meksiko, Amerika Serikat. (G-2)

BACA JUGA: