JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengambil contoh minyak yang berada di Kepulauan Seribu. Diduga tumpahan minyak di Kepulauan Seribu berasal dari tumpahan minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang telah mencemari Pantai Karawang.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RM Karliansyah mengatakan telah mendengar ada tumpahan minyak di Kepulauan Seribu dua hari lalu. "Kami langsung terjunkan tim ke sana untuk mengecek apakah sama karakteristiknya dengan di daerah lain (Karawang) yang terkena dampak," kata Karliansyah kepada Gresnews.com yang menyambangi di kantornya, Kamis (1/8). 

Menurutnya, KLHK telah meminta pada Pertamina Hulu agar secepatnya mematikan semburan minyak dari anjungan milik mereka. Jangan sampai dampaknya semakin meluas, informasi terakhir sudah ada delapan desa di tepian pantai yang terkena dampak minyak mentah ini. "Kami juga melakukan pengujian kualitas air di beberapa daerah terdampak," katanya.

KLHK juga telah melakukan koordinasi dengan Pertamina Hulu terkait penanggulangan dampak dari pencemaran minyak yang tumpah ini. Pertamina menyatakan memerlukan waktu sekitar dua pekan untuk memulihkan kembali. KLHK pun meminta Pertamina bertanggung jawab penuh kepada masyarakat sekitar yang terkena dampak. Bencana ini terjadi pada 12 Juli 2019, pukul 01.30, muncul gelembung gas dan tumpahan minyak di sumur YYA-1 di lokasi pengeboran lepas laut milik PT Pertamina Hulu Energi ONWJ, Karawang, Jawa Barat, pada saat reperforasi. (G-2)

 

BACA JUGA: