Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menindaklanjuti pengaduan Indonesian Bureaucracy & Service Watch (IBSW) mengenai aksi ´pamer´ jari tengah yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo saat berpose bersama grup band beberapa waktu lalu.

"Memang benar, kami telah menerima aduan itu dari IBSW dan kami akan tindak lanjuti secara ulama," kata Sekretaris Umum MUI Provinsi DKI, H Syamsul Ma´rif di Jakarta, Rabu, (25/4).

MUI akan mengambil keputusan sanksi setelah mempelajarai foto dan video aksi jari tengah yang dilakukan bakal calon Gubernur DKI dari Partai Demokrat yang kerap disapa Foke tersebut. "Setelah surat itu kami terima, kami belum bisa ambil keputusan, akan dipelajari dulu seberapa jauh kekeliruan (aksi foke) tersebut," ucapnya.

MUI akan melakukannya secara tabayun atau mempelajari dan berhati-hati. Sehingga menurut Syamsul tidak perlu pemanggilan Foke. "MUI concern terhadap hukum dan moral bagi para pejabat maupun penguasa. Terkait laporan yang menyangkut kredibiltas penguasa atau pribadi seseorang maka MUI akan menempuh jalan tabayyun atau mempelajari dan berhati-hati," ujarnya.

Sementara itu Koordinator IBSW Nova Andika mengatakan, aksi Foke seolah-olah orang yang tidak mengerti apa-apa akan makna aksinya tersebut. "Sikap dan karakter Taqlied Al‘Amaa merupakan sifat yang sangat membahayakan, dan sangat kontraproduktif dengan jabatan dan kekuasaannya sebagai imam (pemimpin) di lingkup Pemprov DKI Jakarta," ungkap Nova.

Selain itu, dimata masyarakat sikap itu dimaknai sebagai ekspresi pamer superioritas dan mengabaikan figur selain diri orang yang mengacungkan jari tengah, yang mana setiap orang atau pihak lain adalah inferior (rendahan). "Aksi mengacungkan jari tengah adalah ekspresi sikap yang tidak memperlihatkan kebaikan, apalagi simbol keluhuran budi pekerti, melainkan sebagai penegasan terhadap perilaku kotor, seronok dan pelecehan serta tindakan amoral," ujar Nova.

Nova berharap, surat aduan yang dilayangkannya ke MUI dapat ditindaklanjuti dengan memanggil Foke, untuk mengingatkannya agar bersikap sesuai kaidah agama Islam yang dianutnya. "Dan menjaga perilakunya sebagai imam/pemimpin, karena perbuatan buruk cenderung mudah menular atau dalam literatur Islam termaktub Suu’u Khuluq Yu’die," ujarnya.

BACA JUGA: