Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai Yulianis memang sosok yang kontroversial. Dari mulut perempuan yang terkesan "misterius" karena kerap menutupi wajahnya dengan burka inilah meluncur pengakuan soal keterlibatan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus Hambalang yang melibatkan Anas Urbaningrum. "Kebetulan saya ditanya masalah kongres, ya terpaksa nama Ibas saya sebutkan," kata Yulianis ketika diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi beberapa waktu lalu.

Perempuan ini pula yang dengan gagah berani menantang Ketua KPK Abraham Samad untuk buka-bukaan soal pengakuannya itu. Sebab Samad malah membantah Yulianis pernah bersaksi di KPK terkait keterlibatan Ibas. Bahkan Yulianis sampai mengirim surat resmi kepada pimpinan KPK. Intinya Yulianis menantang Abraham Samad mengklarifikasi pernyataannya melalui media.

Sebagai mantan pejabat yang mengurus keuangan di perusahaan milik mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin itu, Yulianis boleh jadi memang punya segepok bukti soal siapa saja orang di Partai Demokrat yang menerima duit Hambalang saat kongres di Bandung tahun 2010 lalu. Apa saja rahasia yang masih tersimpan di dalam diri seorang Yulianis? Wartawan Gresnews.com Yudho Raharjo dan pewarta foto Edy Susanto mencoba menguaknya dengan mewawancarai Yulianis di sebuah rumah makan di Bogor, Senin (6/1) pekan lalu. Berikut petikannya:

Bagaimana tanggapan anda mengenai pernyataan Ketua KPK Abraham Samad yang menyatakan tidak akan menanggapi kembali pernyataan anda karena itu bukan levelnya dan cukup sampai pada level penyidik yang melakukan pemeriksaan terhadap anda?
Menurut saya itu pernyataan yang sombong. Tapi saya jadi tahu seperti apa kualitas Ketua KPK Abraham Samad. Kita lihat saja nanti pada akhirnya kesombongannya juga yang akan menjerumuskannya. Saya juga tidak akan menanggapi lagi pernyataannya.

Jadi sudah cukup, semua sudah anda kemukakan dalam surat yang telah anda disampaikan kepada Abraham?
Ya, cukup. Semua sudah saya sampaikan di surat itu. Sekarang kita tunggu saja, bukan cuma saya dan anda. Saya kira publik juga akan menunggu seperti apa proses hukum yang berjalan di pengadilan nanti. Yang saya ingat saya terakhir kali menyebut nama Ibas ketika menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Anas Urbaningrum. Nanti semuanya akan terlihat apakah saya yang benar atau Abraham yang berbohong atau justru sebaliknya apabila kasus yang bersangkutan sudah bergulir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

Anda begitu yakin Ibas menerima uang, berapa jumlahnya?
Bukan Ibas menerima uang US$ 200 ribu tapi di catatan saya ada catatannya. Hanya kronologinya kan bukan cuma dari aku saja, tentu kan itu juga harus diikuti oleh kesaksian lain. Karena kan harus ada saksi-saksi lain yang mendukung kesaksian saya sehingga kesaksian yang saya sampaikan ke KPK sifatnya tidak sepihak. Itu alasan utama aku mengirim surat ke Abraham, agar kesaksian yang aku sampaikan ke penyidik dapat ditindaklanjuti.

Bisa dijelaskan dari mana saja aliran dana ke Ibas berasal?
Kalau yang US$ 200 ribu itu asal usulnya dari proyek-proyek tahun 2009.

Di perusahaan mana?
Di Anugerah group dan di Permai group. Semua ada di catatan keuangan saya di dalam laptop yang telah disita oleh KPK. Semua data-data pengeluaran perusahaan ada di dalam laptop tersebut. Aku telah minta kepada KPK agar data-data di dalam laptop tersebut dibuka bersama-sama oleh saya dan penyidik KPK. Namun sampai saat ini permintaan tersebut belum juga direalisasikan oleh KPK. Saya ingat benar uang US$ 200 ribu tersebut berasal dari 60 proyek di perusahaan tempat saya bekerja.

Anda yakin Ibas menerima uang sejumlah dari 60 proyek dari tahun 2009?
Kalau aku yakin dan bukan sekadar yakin karena aku juga mencatat pengeluaran tersebut. Selain itu atasan saya (Muhammad Nazaruddin-red) tidak pernah mengembalikan uang tersebut ke saya. Biasanya Pak Nazar selalu mengembalikan uang ke saya apabila penerima uang yang tercatat dalam laporan perusahaan mengembalikan uang yang mereka terima. Sering terjadi seperti itu dan Pak Nazar tidak pernah mengembalikan uang tersebut. Semua itu selalu terpantau dalam pertemuan-pertemuan di perusahaan dan apabila ada pemasukan atau pengeluaran uang yang tidak benar pasti selalu dilakukan koreksi. Dalam setiap pertemuan saya selalu mencatat dengan teliti sesuai dengan tugas saya di perusahaan sebagai akuntan. Sekali lagi, semua catatan saya ada di dalam laptop yang disita oleh KPK.

Anda yakin semua pengeluaran tercatat termasuk uang untuk komisi proyek dan uang yang diberikan untuk menyuap agar mendapat proyek?
Semua pengeluaran uang tercatat. Menyuap kan juga memakai uang. Berapa jumlah uang yang diterima, berapa jumlah uang yang diberikan untuk si A, B,C dan D semua tercatat dengan rapi. Saya seorang profesional yang menjalankan pekerjaan saya (dengan nada meninggi). Kalau anda masih tidak percaya perlu saya sampaikan yang bisa melihat catatan saya di laptop itu hanya Pak Nazar sendiri, istrinya Neneng Sri Wahyuni, Mindo Rosalina Manulang, Minarsih dan saya sendiri. Dalam melakukan pekerjaan tersebut saya dibantu oleh Oktarina Puri. Anda sudah mengerti kan sekarang? (kembali Yulianis berkata dengan nada tinggi)

Semua sudah disampaikan ke penyidik KPK ketika anda diperiksa?
Semua sudah saya sampaikan sejak saya diperiksa pertama kali pada tahun 2011.

Penyidik sempat menanyakan kepada anda mengenai keterangan yang anda sampaikan?
Ya, pada saat saya diperiksa sebagai saksi untuk Anas Urbaningrum.

Kapan?
Belum lama kok, baru 2 bulan yang lalu.

Apa saja yang ditanyakan?
Di antaranya masalah kongres.

Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010?
Ya, benar.

Apa yang anda sampaikan ke penyidik?
Saya sampaikan semua yang saya tahu. Berdasarkan informasi yang saya peroleh posisi Ibas di kongres tersebut adalah sebagai Ketua Sterring Committee (SC). Saya juga sampaikan ke penyidik ketika itu yang mendampingi Ibas sebagai Wakil SC adalah Nazar. Jadi aneh kalau KPK ingin menyelidiki atau menyidik soal kongres tanpa melakukan pemanggilan terhadap Ibas.

Jadi Ibas itu menerima aliran dana untuk kongres Partai Demokrat dari proyek apa, Wisma Atlet atau Hambalang?
Hambalang mana ada duitnya, Permai Group kan kalah di proyek Hambalang. Kalau dari proyek Wisma Atlet iya. Tapi itu cuma salah satunya kalau dari proyek-proyek lainnya saya tidak ingat, yang saya ingat jumlahnya ada 60 proyek. Oh ya, salah satunya dari proyek penanganan wabah Flu Burung. Yang lain semuanya ada di catatan saya.

Lalu mengapa Abraham Samad justru menutup-nutupi dan menyampaikan ke publik bertolak belakang dengan pengakuan anda ke penyidik tentang Ibas?
Ya mungkin karena Ibas adalah anak Presiden. Mungkin juga sebagai anak Presiden dia memperoleh keistimewaan dalam menjalani proses hukum di KPK. Enak sekali kalau begitu menjadi keluarga Presiden jadi bisa berbuat dan melakukan apa saja. Sama seperti para diplomat yang memiliki kekebalan diplomatik. Tommy Soeharto pernah dipenjara di Nusakambangan, sementara Ibas sampai saat ini sama sekali belum tersentuh proses hukum. Berarti ya Ibas lebih hebat dan lebih dilindungi daripada Tommy sebagai sesama anak presiden.

Saat ini anda masih dalam perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)?
Insya Allah masih.

Ketika ketua KPK masih Busyro Muqoddas, dia sempat melakukan klusterisasi terhadap kasus-kasus yang melibatkan Nazar, apakah KPK memiliki bukti keterlibatan Nazar dalam berbagai kasus hingga harus melakukan klusterisasi karena kasusnya terlalu banyak?
Menurut saya KPK memiliki semua bukti tersebut. Data yang saya serahkan berupa berkas-berkas saja sebanyak 1 lemari besar. Semua telah aku serahkan ke KPK. Tidak ada saksi yang seperti aku yang memberikan data selengkap-lengkapnya ke KPK. Semua telah ada di KPK mulai dari penerimaan dana dari mana saja dan ke mana dana-dana tersebut mengalir. Sekarang tinggal bagaimana KPK menindaklanjuti semua yang telah aku sampaikan kepada mereka.

Sebagai Wakil Direktur Keuangan tentu anda memhami sekaligus mencatat semua transaksi tersebut?
Tentu saja, kalau tidak saya pasti ditegur oleh atasan saya.

Berapa lama anda bekerja dengan Nazar?
Tiga tahun. Semenjak kantor masih di Tebet. Aku masuk September 2008 kemudian September 2009 aku sempat berhenti 3 bulan sebelum akhirnya masuk lagi Januari 2010

Selain kepada Ibas yang telah berulangkali anda sampaikan, ke mana saja uang-uang tersebut mengalir?
Semua sudah saya sampaikan ke KPK, tanyakan langsung ke KPK.

BACA JUGA: