Sebagai pimpinan KPK, pernyataan Saut Situmorang yang menilai kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) banyak yang menjadi korup setelah menjadi pejabat publik mungkin berangkat dari niat dan upaya pemberantasan korupsi. Mengingat pada praktiknya, tidak dipungkiri memang para kader hijau hitam dalam beberapa kasus terseret dalam arus pusaran "setan" korupsi.

Tetapi, menggeneralisir kader HMI terlibat dalam praktek haram itu jelas sebuah pandangan yang tidak dibangun dengan dasar pemikiran yang utuh, dan sangat subjektif, bahkan terkesan tendensius. Apalagi jika sampai menilai HMI sebagai biang pangkal maraknya praktik korupsi yang terjadi belakangan ini.

Saya pribadi masih berkesimpulan bahwa apapun yang terjadi pada kader HMI belakangan ini dalam dinamika politik dan hukum di Indonesia, tidak bisa mengurangi apalagi menanggalkan begitu saja kontribusi besar dari sejarah panjang organisasi ini dalam mengawal, menjaga dan membangun republlik ini. HMI telah berdarah-darah dalam hal ini. Dan itu faktanya!

Pun demikian, imbauan saya kepada seluruh kader agar tetap meresponsnya dengan kepala dingin, tenang dan tidak emosional. Sebab, HMI yang saya tahu adalah mereka yang dibiasakan, ditumbuhkembangkan lewat tradisi keilmuan yang rasional. Artinya, logika mereka masih "melek" meski berada dalam situasi kondisi dan tekanan yang berat.

HMI tetaplah HMI. Dia tidak akan berubah. Ia lahir dari rahim sejarah perjuangan republik ini. Ia anak kandung bangsa ini, dan seterusnya akan menjadi pengawal cita-cita kebangsaan kita.

Jika saat ini HMI sedikit mengalami pergeseran nilai orientasi juang maka disinilah saya menemukan makna dari pernyataan Saut Situmorang, yang saya anggap sebagai sebuah pesan cintanya untuk HMI. Artinya HMI harus berbenah, melihat kembali ke dasar diri yang paling dalam dalam upaya menemukan kembali "roh" juang para founding father organisasi ini. Mereka yang lahir, dididik dan dibesarkan hanya untuk mengabdi. Ya, hanya untuk itu mereka ada: pengabdian.

Tak ada gading yang tak retak, kawan. Mari bersama lakukan perbaikan. Karena waktu selalu terbuka memberi kesempatan untuk bisa lebih baik. Bukankah ini sejalan dengan slogan kita: Yakin Usaha Sampai.

Firdausi Nurdin
Pernah menjadi kader HMI Cabang Surabaya

BACA JUGA: