JAKARTA, GRESNEWS.COM - Operasi gabungan pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang segera dihentikan dalam waktu 2-3 hari ke depan tentu membawa kekecewaan tersendiri bagi para keluarga korban yang belum ditemukan. Badan SAR Nasional (Basarnas) mengaku akan memberikan penjelasan langsung terperinci kepada para keluarga korban agar dapat memahami keputusan tersebut.

"Operasi tidak mungkin tidak berakhir, tapi harus ada kenyamanan pada akhirnya," kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Sulistyo saar Rapat Kerja (raker) bersama Komisi V DPR RI di Ruang Rapat Komisi V, Senayan, Selasa (13/1).

Sulistyo mengungkapkan, setelah raker berakhir, dirinya akan terbang ke Surabaya untuk secara khusus memberi pemahaman kepada keluarga korban. Sehingga saat pengumuman penghentian pencarian beberapa hari ke depan mereka tidak akan kaget. "Sebab walau bagaimanapun juga operasi pencarian cepat atau lambat akan berakhir," ujarnya.

Sejak pencarian mulai menemukan hasil pada akhir Desember lalu, bantuan asing sudah mulai berhenti, dan kembali ke negara masing-masing. "Walau operasi pokok kami tutup, tapi operasi harian akan tetap berjalan dengan dibantu sukarelawan dari luar negeri," kata Sulistyo.

Walaupun, pihaknya dapat mengerti keinginan keluarga korban penumpang AirAsia QZ 8501 pasti pencarian dilakukan hingga selesai. Namun sayangnya, Basarnas juga belum menemukan tanda-tanda sisa puing atau badan Pesawat AirAsia di bawah laut. Penemuan jenazah terakhir yang masih terikat masing-masing di kursi, di luar bagian pesawat membuat Basarnas tak bisa menduga bagian pesawat masih ada atau tidak.

"Masih dimungkinkan ada badan pesawatnya, tapi bisa juga badan itu tidak ada. Perbandingannya 80 banding 20," ujarnya.

Bambang mengungkapkan, Basarnas telah berusaha maksimal menjalankan amanah UU SAR, dalam melakukan pencarian dan evakuasi. "Sesuai dengan UU yang baru no 29 tahun 2014, struktur yang kita gunakan standar internasional. Sasaran pokok SAR gabungan yaitu mencari dan mengevakuasi korban, black box," paparnya.

Personel Basarnas telah mengerahkan 2 rescue boat ke Pangkal Pinang, 2 Pesawat TNI AU, pada hari hilangnya pesawat pun telah dibentuk Posko Utama, hingga akhirnya black box berhasil diketemukan, diangkat dan diamankan di kantor KNKT. "Namun sampai saat ini kami belum dapat konfirmasi dari KNKT terkait isi black box tersebut," ujarnya.

Anggota Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis menjelaskan, untuk mendalami insiden kecelakaan maskapai penerbangan tersebut, DPR telah melayangkan surat undangan rapat pada Menteri Perhubungan, KNKT, Basarnas, BMKG, dan pihak maskapai AirAsia. "Kami ingin tahu perkembangan terakhir soal
black box pesawat AirAsia," katanya dalam kesempatan yang sama.

BACA JUGA: