JAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Widodo mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah pimpinan Dr. KH Asep Saifuddin Chalim, yang berlokasi di Jalan Siwalankerto 56, Surabaya, Jumat (17/4) sore. Selain bersilaturahmi, dalam kesempatan ini Presiden Jokowi berdialog dengan masyarakat dan tokoh agama yang diundang oleh pimpinan Ponpes Amanatul Ummah.

Presiden Jokowi dalam sambutannya menguraikan tiga hal yang menjadi perhatian masyarakat, yaitu masalah pengalihan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM), pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP), serta masalah radikalisme dan terorisme. Terkait dengan pengalihan subsidi harga BBM, Presiden Jokowi mengatakan, ada masyarakat yang menginginkan serba cepat dan instan.

Padahal, jelas Jokowi, segala sesuatu punya proses, waktu, serta mekanisme. Selain itu, mengubah suatu kebiasaan lama juga memerlukan sebuah proses edukasi yang tidak singkat. Presiden mengambil contoh terkait dengan pengalihan subsidi BBM. Masyarakat telah menikmati subsidi ini dalam waktu yang lama dan menghabiskan dana triliunan.

"Semestinya subsidi ini diberikan kepada warga atau masyarakat yang kurang mampu agar lebih sejahtera," tegas Presiden Jokowi seperti dikutip setkab.go..

Menurut Presiden, subsidi BBM yang mencapai Rp300 triliun per tahun dan dalam waktu sepuluh tahun mencapai Rp3.000 triliun tentunya akan lebih berguna jika diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur di daerah seperti bendungan, jalan tol, pelabuhan, rel kereta api, benih, pupuk, dan kapal nelayan. Untuk itulah, jelas Jokowi, tantangan pemerintah saat ini adalah mengubah pola pikir seperti itu baik di pemerintah sendiri maupun di masyarakat yang telah terlanjur menikmati subsidi BBM.

Adapun terkait distribusi KIS dan KIP yang sering ditanyakan kepadanya saat berkunjung ke daerah, Presiden Jokowi menjelaskan, setelah pelantikan pada Oktober tahun lalu, pemerintahan baru bisa melakukan perubahan saat pertengahan Januari. Setelah itu, proses administrasi butuh waktu tiga bulan.

Dengan demikian, lanjut Presiden, KIS dan KIP akan mulai bergulir dari Sabang sampai Merauke sejak April ini. "KIS sebanyak 84 juta dan KIP sebanyak 18 juta yang akan mulai dibagikan kartunya," papar Presiden.

Mengenai radikalisme dan terorisme, Presiden Jokowi yang mengenakan baju koko putih lengan panjang meyampaikan adanya pujian dari negara-negara di Timur Tengah. "Indonesia merupakan negara mayoritas Islam yang mampu untuk mengajarkan Islam yang sesungguhnya. Hal ini dibuktikan masalah kerukunan antarsuku, antaragama terus terjaga,” kata Presiden Jokowi.

Untuk itulah, lanjut Presiden Jokowi, negara-negara Timur Tengah berharap Indonesia menjadi motor perdamaian bagi negara-negara tersebut seperti kasus Yaman baru-baru ini.

Presiden mengingatkan, peran ulama mengajarkan kepada masyarakat tentang Islam yang moderat dan Rahmatan Lil Alamin disampaikan dengan baik. Dengan demikian, pemerintah akan berperan untuk terus menjaga negara tenteram dan menjadi contoh bagi negara yang lain.

Sementara itu, pemimpin Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifuddin Chalim, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Kepala Negara di ponpes yang dipimpinnya. Kiai Asep mengemukakan, Ponpes yang dipimpinnya telah banyak melahirkan ulama, pemimpin, pengusaha, profesional yang memberi kebaikan kepada bangsa. Ia menyebutkan, kunci keberhasilan Ponpes adalah guru yang berdedikasi dan sistem kurikulum yang baik.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Mensesneg Pratikno, Menpora Imam Nahrawi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini .

BACA JUGA: