‎JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pengamat Pasar Uang Farial Anwar mengatakan bahwa ada sebuah Undang-Undang (UU) yang perlu diperbaiki untuk memperbaiki perekonomian Indonesia. UU itu yakni UU Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar.

Dia menjelaskan bahwa UU itu membuat pihak asing dapat menanamkan dan menarik modal dengan mudah dari Indonesia. Hal itulah yang menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah.

"UU No 24 tahun 1999 itu membuat mereka (asing) masuk, kita senang, mereka keluar kita jungkir balik. Kita harus menjaga suku bunga, bisa masuk kemana saja itu asing, bisa masuk ke Suku Bunga Indonesia pula," katanya dalam acara diskusi Persepsi Indonesia di Gado-Gado Boplo, Menteng-Jakarta, Sabtu (20/12).

Farial menjelaskan bahwa UU itu awalnya dibuat untuk menarik investasi asing ke Indonesia. Sebab, pada saat itu Indonesia mengalami krisis moneter pasca reformasi.

"Awalnya UU itu dibuat memang untuk menarik investasi dari pihak asing karena pasca reformasi waktu itu Indonesia mengalami krisis moneter yang cukup sulit untuk dilewati," jelas dia.

Namun, akibatnya ekonomi Indonesia saat ini telah dicengkram oleh sebuah kekuatan yang tidak terlihat. Hal itu menyebabkan negara Indonesia menjadi sangat liberal dalam penerapan ekonominya.

"Ini seperti ada semacam Invisble Hand yang coba menyentuh kita, kita sangat liberal sekali, padahal negara lain tidak seperti kita karena banyak hal yang berbeda, misal, struktur ekonomi Amerika dan Jepang jangan dibandingkan dengan ekonomi kita," ujar Farial.

Senada dengan hal itu, Pengamat Ekonomi Suharso Monoarfa mengatakan bahwa UU itu harus direvisi agar Rupiah dapat merdeka dari pengaruh mata uang asing. Selain itu, Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menyebut dengan meningkatkan cadangan devisa negara akan memperkuat Rupiah dengan berbagai instrumennya.

"UU Lalu Lintas Devisa itu bila direvisi akan membuat Rupiah merdeka. Dan peningkatan cadangan devisa kita itu bukan soal kuantitas tapi kualitas nya, pengelolaannya terbuka, sehingga kita bisa punya cadangan devisa yang semakin membesar," katanya.

BACA JUGA: