JAKARTA, GRESNEWS.COM - Para ahli pertanian dan praktisi dari 12 negara mendesak pemerintah di negara-negara Afrika dan Asia untuk berinvestasi lebih kepada pertanian skala kecil. Caranya dengan mengadopsi pertanian khususnya padi secara berkelanjutan untuk memastikan keamanan tanaman pangan pokok yang rentan terhadap risiko penurunan hasil panen akibat perubahan iklim

Desakan tersebut dilontarkan pada pembukaan Kongres Beras Internasional (International Rice Congress) yang berlangsung hari ini, Kamis (30/10) hingga tiga hari kedepan di Bangkok, Thailand. Sekitar 2000 orang petani, ilmuwan, pedagang, pekerja pembangunan dan aparat pemerintah hadir untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Mereka akan mendiskusikan penelitian beras dan trend terkait perubahan lingkungan.

Para ahli meyakinkan bahwa Sistem Intensifikasi Beras (System of Rice Intensification--SRI) harus dijadikan prioritas utama bagi penelitian dan pengembangan karena sistem tersebut dinilai lebih hemat air dan tak menggunakan banyak pupuk dan obat-obatan kimia. Ini khususnya sangat penting dalam menghadapi degradasi lingkungan dan bahaya perubahan iklim.

Metode SRI menurut para ahli membuat petani dapat memangkas ongkos produksinya dan pada saat bersamaan mendapatkan hasil panen yang lebih tinggi sekitar 20-25% dan kadang lebih dari itu. Hal itu diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan agensi kemanusiaan internasional Oxfam dan jaringan internasional dan pusat sumber daya (SRI-Rice) di Cornell University.

"Keuntungan dari manajemen SRI belum pernah terjadi sebelumnya, mengurangi pembelian dan mendapatkan hasil yang lebih. Ini dimungkinkan dengan menumbuhkan tanaman dengan sistem akar yang lebih baik dan meningkatkan kesuburan tanah dengan bahan organik dan sirkulasi udara," kata Norman Uphoff, Penasehat Senior SRI-Rice dalam siaran pers yang diterima Gresnews.com, Kamis (30/10).

Sementara itu Le Nguyet Minh, Penasehat Global Agriculture Oxfam mengatakan, berinvestasi pada pertanian skala kecil sangat penting untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan keamanan pangan. "Petani akan mendapatkan keuntungan lebih dari berinvestasi di pertanian yang diawali dengan mengetahui aset mereka yang terbatas, membantu mereka beradaptasi terhadap tantangan perubahan iklim dan berlanjut dengan meningkatkan pengetahuan mereka," kata Nguyet

"Tanpa pendekatan teknologi tinggi dan berbiaya tinggi, kita telah melihat bahwa petani skala kecil di negara-negara di dunia mampu mencapai keamanan pangan berkelanjutan dengan metode yang terdokumentsi dengan baik dan kini dibuktikan oleh para peneliti di berbagai negara," lanjut Nguyet.

Mengacu pada International Rice Research Institute (IRRI), sejumlah 640 juta dari 805 juta penduduk dunia yang mengalami kekuangan gizi, hidup di wilayah Asia. Beras telah menjadi makanan pokok setengah dari penduduk dunia dan bahkan makanan pokok bagi bagian terbesar penduduk termiskin.

Kebanyakan dari mereka adalah petani skala kecil dan keluarganya yang menggantungan hidup dari pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapatkan penghasilan. Kegagalan panen akibat cuaca buruk atau meningkatnya biaya bertani dapat membawa dampak mematikan bagi kehidupan mereka.

Sebuah study oleh Oxfam menunjukkan cuaca ekstrem, harga ekstrem menjelaskan bagaimana cuaca dapat menentukan harga pangan di masa depan yang dapat merugikan perekonomian nasional khususnya masyarakat termiskin. Harga beras meningkat secara substansial mengikuti kejadian cuaca seperti kekeringan meluas di India atau banjir bandang di negara-negara selatan Asian, menjadi penyebab melonjaknya impor beras.

Metode SRI saat ini sangat akrab dikenal dan dapat dilakukan secara bebas, dapat diadaptasikan pada lingkungan yang luas dan telah digunakan oleh 10 juta petani di Cina, India, Indonesia, Kamboja dan Vietnam yang merupakan negara-negara penghasil beras utama dunia.

Karena itu pemerintah didesak untuk menerima dan mengintegrasikan praktik SRI dalam kebijakan pangan dan penelitian, juga mendukungnya untuk masuk dalam kerangka kebijakan perubahan iklim nasional dan regional mereka.

BACA JUGA: