Jakarta - Laskar Mahasiswa Republik Indonesia (Lamri) Universitas Airlangga (Unair) mendesak dikembalikannya hak berkuliah puluhan mahasiswa yang telah menjadi korban pencekalan akademik dan pemaksaan pengunduran diri. Beberapa mahasiswa Unair dicekal karena tidak memenuhi syarat akademik yang ditentukan universitas terkait kesalahan mekanisme proses akademik.

"Mendesak kepada Bapak Ibu Birokrasi Unair untuk segera mengembalikan hak berkuliah kepada puluhan mahasiswa yang telah menjadi korban pencengkalan akademik, demi tegaknya nilai-nilai keadilan di kampus Unair," kata Humas Lamri Unair, Fareza Rahman, dalam rilisnya, Selasa (21/2).

Fareza mengatakan, sampai saat ini tercatat sudah ada 18 mahasiswa dari Fakultas Sains dan teknologi (FST) dan dua dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan kesemuanya mereka dari jenjang S1 Angkatan 2009 dan D3 Angkatan 2010.

"Jumlah total korban bisa saja akan bertambah karena seperti halnya pengalaman sebelumnya, tidak ada keterbukaan informasi dari pihak pejabat kampus mengenai pencekalan akademik mahasiswa tersebut. Para korban umumnya mengetahui dicekal proses akademiknya pada saat akan membayar SOP (Sumbangan Operasional Pendidikan)," kata Fareza.

Proses evaluasi akademik semester ganjil ini telah menyalahi Peraturan Rektor Universitas Airlangga nomor 11/H3/PR/2009 tentang peraturan Pendidikan Universitas Airlangga. Tertulis dalam pasal 35 bahwa evaluasi hasil studi jenjang D3 dilaksanakan setiap semester genap pada akhir dua tahun pertama dan akhir tahun ketiga.

Sedangkan untuk jenjang S1 dilakukan pada akhir tahun kedua dan akhir tahun keempat yang merupakan semester genap. Bertolak belakang dengan kenyataan yang saat ini terjadi bahwa evaluasi akademik dilakukan pada semester gasal yang jelas-jelas belum sampai akhir tahun kedua.

"Argumentasi yang di sampaikan para korban tidak mendapat tanggapan yang baik dari pihak kampus.
Birokrasi fakultas maupun universitas terkesan saling lempar tanggung jawab saat ditanyakan kejelasan nasib para korban. Bahkan mereka dengan entengnya malah menyodorkan surat pengunduran diri dari Unair kepada para mahasiswa korban," kata Fareza.

BACA JUGA: