JAKARTA, GRESNEWS.COM – Sektor perikanan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Sayangnya potensi yang besar itu tidak diiringi dengan upaya untuk menjaga ekosistem laut secara berkelanjutan. Padahal jika Indonesia memiliki sistem yang berkelanjutan dalam menjaga ekosistem kelautan, Indonesia memiliki potensi yang besar terhadap sektor perdagangan dan investasi dunia. Pasalnya pertumbuhan populasi manusia akan membuat permintaan pangan juga meningkat.  

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut Hutagalung mengungkapkan tren pertumbuhan penduduk terus bertambah misalnya pada tahun 1987 penduduk dunia mencapai 5 miliar orang, tahun 1999 mencapai 6 miliar dan pada 2011 mencapai 7 miliar. Ia memprediksi pada 2050 populasi dunia akan bertambah menjadi 9,6 miliar dan membengkak pada 2100.

"Sektor perikanan di Indonesia berpotensi untuk memberi makan masyarakat Indonesia sekaligus dunia melalui perdagangan dan investasi. Investasi tersebut harusnya juga tetap memperhatikan keberlangsungan hidup biota laut dengan blue economy," ujar Saut di Hotel Rizt Carlton dalam Ocean Investment Summit, Jakarta, Kamis (2/10).

Data dari Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2010 mengungkapkan Indonesia berada di urutan kedua  negara dengan produksi ikan terbesar di dunia dengan produksi sebesar 5,3 juta ton. Di urutan pertama ada Cina dengan produksi sebanyak 15,4 juta ton. Ketiga adalah India sebanyak 4,6 juta ton.

Besarnya produksi ikan Indonesia pada tahun 2010 ternyata memberikan dampak yang baik terhadap nilai ekspor ikan. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mengungkapkan bahwa perdagangan ekspor Indonesia untuk sektor perikanan mengalami surplus sebanyak US$3,74 miliar pada 2013.

Potensi sektor perikanan di Indonesia masih bisa terus dikembangkan mengingat populasi manusia akan terus berkembang. "Berkembangnya populasi manusia tentu akan diiringi dengan peningkatan permintaan terhadap air, energi, dan pangan," ujar Saut menambahkan.  

Di forum yang sama, Direktur Fish Forever Rare Indonesia Taufiq Alimi mengungkapkan, saat ini Indonesia masih belum menjalani standard penangkapan ikan yang tepat. Masih ada praktek ekploitasi ikan besar-besaran tanpa memperhatikan ekosistem laut.

Perusakan tersebut juga tidak diiringi rehabilitasi terhadap habitat ikan di laut. Ia mengungkapkan data urutan penangkapan ikan yang terlalu dieksploitasi yaitu di Laut Arafura, Laut Jawa, dan Selat Makassar.

"Pendekatan yang tepat pada sektor perikanan di Indonesia bisa menjadikan Indonesia memiliki potensi perikanan yang akan mengarahkan pada ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas," ujarnya.

BACA JUGA: