JAKARTA, GRESNEWS.COM - Awan duka menggayuti Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) setelah sebuah helikopter milik lembaga yang bertanggung jawab dalam melakukan mitigasi bencana itu, jatuh di Gunung Butak, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (2/7). Kabar jatuhnya helikopter Basarnas itu diketahui pertama kali pada pukuk 16.00 WIB setelah dikabarkan hilang.

Saat helikopter tersebut diketahui jatuh, cuaca di lokasi sekitar diselimuti kabut tebal. Helikopter milik Basarnas tersebut hendak menuju ke kawah Sileri, Dieng, dalam rangka evakuasi korban letusan kawah Sileri. Namun dalam perjalanan, heli yang mengangkut 4 kru dan 4 relawan SAR Basarnas itu jatuh di gunung Butak, Temanggung.

Jika ditarik garis lurus, Gunung Butak dan kawah Sileri berjarak sekitar 12 Km. Gunung Butak itu sendiri berada di sebelah utara Gunung Sindoro. Lokasi jatuhnya heli berada di lereng Gunung Butak yang menghadap ke Gunung Sindoro.

Belum diketahui secara pasti, dari mana heli tersebut pertama kali bertolak. Ada informasi yang menyebutkan, heli tersebut bertolak dari Gringsing pasca pemantauan arus balik.

Yang jelas, heli itu bergerak ke Dieng untuk membantu penanganan pasca letusan di kawah Sileri. Karena letusan itu, empat orang warga terluka. Kondisi helikopter diketahui rusak parah.

"Ya, betul. Kondisinya terbakar. Kita masih belum melakukan evakuasi karena kita masih khawatir dengan kondisi yang ada. Karena ditakutkan ada ledakan. Kita belum tahu apakah BBM helikopter tersebut masih atau tidak, kita nggak tahu juga. Kita ambil save sebagai relawan. Sampai saat ini kita belum bisa evakuasi," ungkap Kepala Taruna Siaga Bencana (Tagana) Jawa Tengah Wibie, Minggu (2/7).

Untuk melakukan evakuasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meminta tambahan personel dari BPBD dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Magelang untuk mengevakuasi korban helikopter Basarnas yang jatuh di Temanggung. Tanggapi permintaan ini, masing-masing akan mengirim empat personel yang dilengkapi peralatan.

"Kita kirim tim lengkap dengan peralatan. Seperti peralatan vertical rescue, genset, chainsaw, senter, dan lainnya," jelas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Susanto, Minggu (2/7) malam.

Edi menambahkan, permintaan bantuan personel tambahan disebabkan medan yang sulit karena berada di tebing. "Sehingga diperlukan kerjasama. Selain itu, satu jiwa korsa juga menjadi alasan kami," imbuhnya.

Menurutnya, tim yang dikirim tersebut merupakan personel yang ahli dalam bidang evakuasi di gunung. Mereka diberangkatkan malam ini dan diperbantukan terutama untuk evakuasi korban terlebih dahulu. "Untuk sampai kapannya kita lihat situasi di lapangan," ungkap Edi. 

LAIK TERBANG - Pihak Basarnas menegaskan, helikopter yang jatuh di Temanggung, Jawa Tengah, berada dalam kondisi yang layak terbang. Helikopter itu digunakan untuk meninjau lokasi letusan yang terjadi di Kawah Sileri, Dieng. "(Kondisinya) layak sekali," ujar Koordinator Humas Basarnas Jawa Tengah Zulhawari.

Helikopter Basarnas yang jatuh di Temanggung, Jawa Tengah merupakan jenis helikopter Dauphin. Helikopter tersebut masih baru karena belum melewati 600 jam penerbangan.

"Pesawat (Helikopter, red.) baru, tahun 2015 kemarin di-operate. Belum ada 600 jam terbang," ujar Direktur Sarana dan Prasarana Basarnas Wahyu A Djaja, di kantornya, Jl Angkasa Blok B15 kav 2-3, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (2/7).

Wahyu memastikan kondisi helikopter masih sangat layak untuk terbang. "Laik, masih sangat laik terbang. Itu buatan PT DI," tegasnya.

Helikopter Basarnas yang jatuh di Temanggung, Jawa Tengah, merupakan buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Helikopter berjenis Dauphin itu juga baru dioperasikan tahun 2015. "Jenis heli Dauphin AS 36165 buatan PT DI yang dioperasikan juga untuk Angkatan Laut TNI," ujar Wahyu.

Sementara itu, Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Muda TNI Muhammad Syaugi mengatakan, korban yang menumpang helikopter Basarnas yang jatuh di Gunung Butak, Temanggung, Jawa Tengah (Jateng) telah dievakuasi. Dikabarkan seluruhnya tewas.

"Delapan orang sedang dievakuasi semua ke RSUD Temanggung, meninggal semua" ujar Syaugi, Senin (3/7).

Sebelumnya, Basarnas memastikan, penumpang helikopter yang jatuh di Temanggung, Jawa Tengah berjumlah 8 orang. Sejumlah 4 orang merupakan kru Basarnas dan 4 orang lainnya adalah tim rescue. "4 kru dan 4 rescuer, nama-nama belum, menunggu tim rescue disana," ujar ujar Direktur Sarana dan Prasarana Basarnas, Wahju A Djaja.

Wahyu juga menerangkan pihaknya saat ini telah mengerahkan sejumlah personel untuk membantu proses evakuasi di lokasi kejadian. Dia pun masih menunggu informasi resmi dan rinci dari petugas yang berada di lapangan mengenai insiden kecelakaan helikopter tersebut. "Kita siapkan, stand by dari AL Surabaya, bell dan cassa," katanya.

 

CRASH DI 7000 KAKI - Terkait penyebab jatuhnya helikopter itu,  Muhammad Syaugi mengatakan, belum diketahui. Namun menurut dia, helikopter itu mengalami benturan di ketinggian 7.000 kaki.

"Kalau penyebabnya masih belum diketahui. Tapi yang jelas dia crash di ketinggian kurang lebih 7.000 feet," ujar Syaugi.

Namun Syaugi belum bisa memastikan heli nahas tersebut bertabrakan dengan benda apa. Dia mengatakan, untuk masalah penyebab kecelakaan akan diumumkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Yang jelas dia berada di atas ketinggian minimum, mengenai penyebabnya itu nanti KNKT yang akan jelaskan," tuturnya. (dtc)

BACA JUGA: