Semarang - Universitas Negeri Semarang (UNS) dan Universitas Diponegoro Semarang (Undip) mengancam SMA yang berlaku curang pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan akan terdeteksi.

Langkah tersebut diantisipasi UNS dan Undip, dengan data pendaftar yang terkumpul ke panitia pusat sejak Kamis lalu (15/3). Selanjutnya, data-data akan diverfikasi ulang untuk menentukan pendaftar yang lolos dan tidak, disertai pengecekan ke lapangan untuk memastikan validitasnya.

"Sampai saat ini, kami memang belum menemukan ada sekolah yang melakukan kecurangan pada SNMPTN tahun ini. Tahun lalu kebetulan juga tidak kami temukan," kata Ketua Panitia SNMPTN Undangan Unnes Suhadi Suhadi, Minggu (18/3) di Semarang, Jawa Tengah.

Menurutnya, nilai-nilai yang dimanipulasi pasti akan segera terdeteksi. Sebab, ada sistem yang segera menangkap jika ada kejanggalan-kejanggalan terhadap nilai.

"Nilai-nilai yang janggal akan terlihat oleh sistem, setelah itu kami cross check ke sekolah yang bersangkutan untuk memastikan. Pihak sekolah tidak bisa lagi mengelak jika terbukti melakukan kecurangan," tegas Suhadi.

Akan tetapi, kata dia, nilai yang dicurigai janggal belum tentu sengaja dimanipulasi sekolah. Menurutnya, ada kemungkinan terjadi kesalahan saat input  data. Oleh karena itu, survei langsung ke lapangan dinilainya sangat penting untuk memastikan.

"Bisa jadi sekolah salah memasukkan data, namun itu biasanya salahnya satu-dua. Kalau salahnya banyak bisa dipastikan sekolah sengaja memanipulasi. Kalau sengaja ya sekolah berniat curang," katanya.

Jika ditemukan sekolah yang bertindak curang, ungkap Suhadi, akan dilaporkan kepada panitia pusat untuk diputuskan pemberian sanksinya.

"Sanksinya berupa blacklist alias masuk daftar hitam sekolah yang tak bisa mendaftar SNMPTN undangan dalam waktu yang ditentukan," tambah Suhadi seperti dilansir menkokesra.go.id.

BACA JUGA: