JAKARTA, GRESNEWS.COM - Niat Dewan Perwakilan Rakyat untuk menggunakan hak interpelasi kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait pembekuan PSSI yang berujung pada sanksi FIFA tampaknya bakal benar-benar dilaksanakan. Karena itu DPR meminta pemerintah untuk menjelaskan masalah ini di forum interpelasi.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyatakan pemerintah harus mempunyai komitmen jangka pendek untuk memenuhi tuntutan federasi sepak bola dunia atau FIFA agar PSSI dapat berfungsi untuk memulihkan organisasi. DPR akan meminta penjelasan melalui penggunaan hak interpelasi.

"Pemerintah juga harus menjelaskan secara resmi apa yang terjadi kepada publik, dan penjelasan ini harus melalui penggunaan hak interpelasi DPR," kata Fahri Hamzah, Senin (1/6) seperti dikutip dpr.go.id.

Pemerintah menurut Fahri, seperti yang sering dikatakan, memiliki rencana besar untuk PSSI dan persepakbolaan Indonesia. "Maka inilah saat yang tepat untuk menjelaskannya," tegas Fahri.

Sejak awal, jelas Fahri, semua orang paham bahwa FIFA adalah lembaga yang serius, sebagai federasi sepak bola dunia yang telah berumur lebih dari 111 tahun, maka FIFA pasti memiliki mekanisme yang baku. "Dan intervensi adalah momok dalam statuta FIFA," ujarnya.

Sementara itu, tambahnya, sejak awal publik tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh pemerintah melalui Kemenpora. "Keinginan untuk memperbaiki PSSI dan sepak bola Indonesia tidak tercermin dalam sikap harian, bahkan lebih nampak tidak mengerti persoalan sampai akhirnya PSSI dibekukan," tegas Fahri.

Menurut Fahri, maka tidak ada cara lain bahwa masalah ini harus di-investigasi secara menyeluruh. "Sebab kita tidak boleh membiarkan anomali terus melanda persepakbolaan kita," tegasnya.

Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan akan fokus membenahi sepakbola Indonesia pasca terbitnya teguran dan sanksi FIFA. Salah satu persoalan utama yang akan dibenahi pemerintah adalah persoalan mafia bola.

Staf Khusus Kemenpora bidang Olahraga Khusen Yusuf mengatakan, sanksi yang telah dijatuhkan FIFA perlu ditanggapi dengan kepala dingin. Menurutnya, sanksi ini sekaligus sebagai momentum membenahi persepakbolaan nasional termasuk memberantas mafia bola.

"Kemenpora akan mengurangi seminimal mungkin masuknya mafia bola dalam kompetisi," kata Khusen ditemui Gresnews.com di Gedung Kemepora, Jakarta, Senin (1/6).

Khusen menegaskan, praktek mafia bola yang tercermin dalam permainan sepakbola gajah antara PSS Sleman dan PSIS Semarang beberapa waktu lalu telah menjatuhkan martabat sepakbola nasional. Terkait persoalan itu, Khusen meyakini adanya indikasi kuat permainan mafia.

"Mafia bola telah membuat malu sepakbola nasional karena disorot media internasional," tegas Khusen.

Untuk itu, Khusen menuturkan, sanksi FIFA perlu dijadikan batu loncatan transformasi sepakbola secara komprehensif. Dimana, pembenahan yang dimaksud yaitu sistem pembangunan kompetisi yang transparan dan mengutamakan kepentingan klub serta pemain.

Menurut Khusen, upaya peningkatan kepengurusan klub dan pemain sepatutnya dilakukan karena kedua faktor tersebut merupakan entitas utama sepakbola.

BACA JUGA: