JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pengamat sekaligus wartawan senior sepakbola Akmal Marhali mengatakan belum ada kemajuan signifikan dan prestasi gemilang yang dihasilkan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Bahkan, Akmal menilai, sepanjang perjalanan hampir dua puluh tahun kepengurusan sepakbola nasional PSSI masih berjalan ditempat.

"Kepengurusan PSSI terhadap sepakbola nasional hingga kini masih berjalan ditempat," kata Akmal di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (25/4).

Dalam beberapa tahun terakhir, Akmal mengaku masalah persepakbolaan nasional kian kompleks mulai skandal match fixing (pengaturan skor) hingga kasus sepakbola gajah.

Akmal mengatakan, ini merupakan cerminan buruk bagi pemerintah dan masyarakat. Menurutnya, PSSI harus melakukan pembenahan dan harus dipaksa untuk berubah agar menghasilkan prestasi dan gelar bagi sepakbola tanah air.

Perubahannya yang dimaksud antara lain, peningkatan tenaga kerja profesional (SDM), cara kerja dan penataan kepengurusan PSSI secara bersih dan transparan.

"Harus meningkatkan tenaga kerja profesional agar tampak perubahan signifikan dalam kepengurusan PSSI," kata Akmal.

Menurutnya ujian terhadap kinerja PSSI saat ini adalah kritik oleh masyarakat luas karena dianggap minim prestasi. Solusinya, Akmal menyarankan perlu dilakukan pembenahan tata kelola liga/klub guna menghasilkan iklim kompetisi profesional dan berkualitas.

Menaggapi kisruh PSSI dan Kemenpora, ia menilai secara positif momentum ini bisa digunakan sebagai jalan masuk bagi negara utk membenahi persepakbola nasional.

Kemudian, soal sanksi pembekuan izin tanding Arema Chronus dan Persebaya, lanjut Akmal, perlu ada ketegasan objektif tanpa diskriminasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Hal ini dimaksud agar semua tim mendapat porsi dan hak yang sama dalam menjalani kompetisi.

Dalam waktu terpisah, pengamat sepakbola Johny Pardede pun memberi keterangan yang sama terkait buruknya prestasi liga Indonesia. Johny menilai, pemerintah sulit mengangkat prestasi sepakbola Indonesia di kancah internasional manakala tidak ada kesepakatan dan komitmen membenahi kompetisi lokal. "Banyak hal harus segera dibenahi terutama masalah kepengurusan dan pembinaan pemain," kata Johny.

BACA JUGA: