JAKARTA, GRESNEWS.COM - Peluncuran Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Parade Kesehatan 2014 mengacu dari hasil analisa mendalam data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2013. IPKM ini diharapkan dapat menjadi acuan dan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan prioritas pembangunan kesehatan, baik yang dilakukan oleh daerah maupun pusat.

"Kenyataan di lapangan, tidak terdapat arah intervensi jelas khususnya di bidang kesehatan untuk meningkatkan umur harapan hidup (UHH)," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Tjandra Yoga Aditama di Kantor Kemenkes RI di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/12).

Padahal UHH merupakan  salah satu poin keberhasilan pembangunan di suatu negara atau daerah. UHH merupakan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dari sejak dilahirkan dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.

Indeks keberhasilan pembangunan di suatu negara atau daerah selain UHH yakni pendidikan dan daya beli masyarakat. Ketiganya merupakan diferensiasi dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI).

Riskesdas 2013 menjadikan 300 ribu rumah tangga sebagai sampel dengan lebih dari satu juta anggota di 497 kabupaten/kota pada 33 provinsi. Sampel dijadikan acuan pengumpulan data status kesehatan dan indikator kesehatan, baik di tingkat rumah tangga maupun individu.

Hasil Riskesdas 2013 dapat merepresentasikan kabupaten/kota dan menghasilkan gambaran status dan keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu daerah sekaligus dapat melihat adanya disparitas pembangunan kesehatan antar kabupaten/kota.

"Karena perlunya penjabaran yang lebih rinci dari indikator kesehatan terkait dengan UHH kami menyusun IPKM untuk menjadi acuan,” katanya.

Setelah melalui banyak pertemuan konsultasi dan diskusi dengan para pakar dan para pengambil keputusan pada program kesehatan terkait, baik secara nasional maupun internasional dirumuskan 30 variabel sensitif yang menggambarkan status kesehatan di suatu wilayah. Variabel tersebut terdiri dari 7 indikator penggambaran kesehatan balita, 3 indikator kesehatan reproduksi, 5 indikator pelayanan kesehatan, 5 indikator perilaku, 6 indikator penyakit tidak menular, 3 indikator penyakit menular, dan 2 indikator kesehatan lingkungan.

Masing-masing indeks ditetapkan dan selanjutnya diperoleh 7 nilai indeks dari kelompok indikator, lalu nilai akhir IPKM ditetapkan berdasarkan nilai rata-rata. Pembobotan dan perhitungan indikator mempertimbangkan aspek keterpaparan, dampak, urgensi dan kemudahan diatasi.

Perhitungan IPKM sedikit banyak mengacu pada perhitungan HDI. Nilai IPKM berkisar antara nol dan satu. Selanjutnya nilai IPKM yang diperoleh, diurutkan dari terendah sampai tertinggi untuk mendapatkan peringkat kabupaten/kota. "Hasil parade ini bisa dijadikan sumber informasi dalam pengambilan keputusan," ujar Menteri Kesehatan Nila Moeloek pada kesempatan yang sama.

BACA JUGA: