JAKARTA, GRESNEWS.COM - Asosiasi Petani Indonesia (API) menyatakan program pemerintah untuk mengkampanyekan konsumsi makanan selain nasi dinilai tidak dapat mewujudkan kedaulatan pangan. Pasalnya program kampanye tersebut dinilai hanya bentuk pengenalan makanan lokal,  bukan menggalakan diversifikasi pangan.

Koordinator Divisi Advokasi API Ferry Widodo mengatakan di jaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) program yang digemborkan baru sampai tahap ketahanan pangan. Belum sampai ke tahap kedaulatan pangan.

Menurutnya ketahanan pangan merupakan tahapan dimana Indonesia masih bisa menerima impor beras. Pemerintah selama ini melakukan impor beras karena dengan asumsi kebutuhan beras tidak mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri. Padahal selama ini terdapat 25 juta keluarga petani yang mampu untuk memenuhi kebutuhan beras di dalam negeri.

Selama ini kepala daerah di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur juga selalu memamerkan telah terjadi panen raya. Tetapi sampai saat ini pemerintah masuh saja mengimpor besar. Menurut Ferry impor beras terjadi hingga saat ini, dikarenakan  ada permainan mafia perdagangan yang bercokol di Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Badan Urusan Logistik(Bulog).

"Kita selalu menggunakan istilah ketahanan pangan, itu karena ada celah untuk kebijakan impor," kata Ferry kepada Gresnews.com, Jakarta, Jumat (17/10).

Berbeda dengan kedaulatan pangan, menurut Ferry kedaulatan pangan tidak ada celah bagi Indonesia untuk melakukan impor beras. Dia menambahkan untuk mencapai kedaulatan pangan, pemerintah harus memberikan perlindungan kepada keluarga petani. Apalagi, tahun depan Indonesia harus menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), diperkirakan saat pemberlakuan MEA akan ada serbuan impor beras dari negara tetangga.

Ferry menjelaskan salah satu bentuk perlindungan kepada keluarga petani, yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan jaminan pasar dalam melakukan kegiatan ekonomi, lalu penyediaan benih, pupuk dan pestisida yang terjangkau bagi para petani. "Jaminan pasar bagi keluarga petani agar produksi petani dapat terserap," kata Ferry.

Sementara itu, Menteri Pertanian Suswono mengatakan program kampanye kepada masyarakat untuk mengkonsumsi selain nasi. Alasanya  karena tantangan kedepann akibat perubahan iklim dan krisis air produksi pangan berupa beras akan semakin berkurang. Disatu sisi, diperkirakan beberapa tahun kedepan akan terus terjadi penyempitan lahan produktif.

Oleh karena itu, Suswono meminta kepada para petani untuk lebih menanam tanaman yang memiliki kandungan sama dengan padi, yaitu jagung, sagu, singkong dan sukun. Misalnya seperti sukun, menurut Suswono tanaman tersebut bisa ditanam di berbagai tempat dan dapat berdaptasi dengan mudah. "Potensi itulah yang harus digali dan dikampanyekan agar masyarakat menjadi terbiasa mengkonsumsi selain nasi," kata Suswono.

BACA JUGA: