JAKARTA, GRESNEWS.COM – Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemenbuddikdasmen) telah menyiapkan beberapa skema persiapan ujian nasional (UN) yang akan berlangsung minggu depan. Dalam paparan bersama Komisi X DPR RI, Kemenbuddikdasmen membahas antisipasi kebocoran soal, kecurangan, hingga kemungkinan tindakan penahanan sertifikat hasil UN.

Menbuddikdasmen Anies Bawesdan mengatakan, akan mengeluarkan skema khusus mengantisipasi kebocoran soal dan kecurangan pelaksanaan UN. Sistematika skema khusus tersebut rencananya akan diumumkan pada minggu depan. Saat ini, kementerian yang dipimpinnya telah mengeluarkan rangkaian cara untuk antisipasi kecurangan, antara lain penggunaan Computer Based Test (CBT) saat UN.

"Penggunaan CBT tahun ini akan mempermudah pelacakan kebocoran soal dan kecurangan," katanya saat rapat bersama Komisi X DPR RI, di Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Senayan, Senin (6/4).

CBT rencananya akan diikuti oleh sekitar 585 sekolah di seluruh Indonesia. Dimana mayoritas pengikutnya merupakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang notabene lebih lengkap dalam peralatan komputer. Sekolah-sekolah yang menggunakan UN CBT ini telah mengajukan kesiapannya kepada pemerintah.

Sebelumnya, terdapat sekitar 720 sekolah yang mengajukan diri, namun seleksi menyisakan 585 sekolah yang ikut serta dalam CBT. Sekolah yang lolos mempunyai kriteria perlengkapan komputer dengan rasio satu komputer untuk tiga peserta UN.

Sekolah-sekolah tersebut sebelumnya telah diverifikasi dan dinyatakan siap mengikuti dengan sarana prasarana yang lengkap. Dalam mempersiapkan CBT Kemenbuddikdasmen ingin segalanya berjalan lancar dan tidak gegabah. "Tidak ditunjuk, yang belum siap masih menggunakan paper test," katanya.

Sedang menyangkut soal UN baik CBT maupun paper test dikatakannya akan lebih bervariasi. Namun, tiap soal telah diukur bobotnya sehingga setara dan ekuivalen. Menggunakan CBT, akan memperkecil kemungkinan kecurangan. Sebab, setiap soal yang diujikan berbeda untuk setiap pesertanya. "Mereka tidak akan nyontek karena waktunya bergantian dan soalnya berbeda-beda," ujar Anies.

UN kali ini sepenuhnya ditentukan oleh sekolah masing-masing dan dijadikan pemetaan serta pertimbangan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemenbuddikdasmen Nizam menyatakan setiap siswa yang mengikui UN akan mendapatkan sertifikat hasil UN (SHUN) berapapun nilai yang diperoleh. "Berapapun yang didapat, SHUN-nya tetap keluar. Sekolah tidak boleh ada alasan untuk menahan SHUN," katanya seusai rapat.

Nantinya, jika siswa tersebut belum memenuhi standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan nilai 55. Maka siswa memiliki pilihan mengulang UN kembali atau tidak.

Jika mengulang maka siswa akan diberikan sertifikat hasil perbaikan UN, namun jika tidak hal tersebut tidak mempengaruhi kelulusan maupun kesempatan siswa melanjutkan ke perguruan tinggi. Hasil UN akan diserahkan kepada perguruan tinggi bersamaan dengan indeks integritas setiap sekolah.

BACA JUGA: