JAKARTA, GRESNEWS.COM - Rendahnya minat baca anak-anak Indonesia membuat Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah (Menbud Dikdasmen) Anies Baswedan berjanji akan membangun perpustakaan yang memadai di tiap sekolah. Ia pun menyerukan gerakan 10 menit membaca setiap harinya guna memupuk kebiasaan membaca bagi anak.

Kebiasaan membaca harus mulai diajarkan sejak dini agar anak disiplin dan memiliki rasa ingin tahu tinggi. "Harus dibiasakan budaya membaca sejak dini agar menjadi kebiasaan, sehingga melahirkan generasi yang memiliki budaya membaca," katanya di Gedung Kemdikbud, Senayan, Jumat, (29/5).  

Kurangnya minat baca ini, diyakini juga lantaran persediaan buku bacaan yang amat kurang, apalagi di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). Walaupun begitu ia menyatakan tak boleh terpaku dengan persediaan buku yang terbatas.

"Surat kabar dan majalah bisa dibaca, nanti di setiap sekolah dasar akan didirikan perpustakaan yang memadai," katanya.

Perpustakaan tersebut juga akan dibuat semenarik mungkin agar anak-anak rajin mengunjunginya. Anies juga mengoreksi kurangnya literatur bacaan anak dalam negeri. Padahal, anak-anak membutuhkan bacaan yang sesuai usianya untuk menumbuhkan minat baca. "Selain jumlahnya yang kurang, kualitas buku untuk anak-anak juga masih kurang bagus," katanya.

Ia memaparkan, banyak penulisan cerita dalam buku tak sesuai untuk anak-anak. Banyak buku cerita menggunakan bahasa yang sulit dicerna anak. Oleh karena itu, para pembaca cerita seperti guru dan orang tua pun harus berimprovisasi guna mencari padanan bahasa yang mudah dicerna.

Untuk itu ia juga mengimbau agar para penulis buku anak meningkatkan kreativitas penulisannya. "Juga bagi para pencerita, ada kecenderungan membacakan cerita dengan intonasi datar. Padahal, anak-anak maunya yang ekspresif," ujarnya.

Tak luput ia mengingatkan bacaan yang dibacakan anak harus melalui seleksi orang tua terlebih dahulu. Hal ini agar konten dalam buku dapat dipastikan aman bagi anak.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Hamid Muhammad mengatakan, berdasar hasil studi UNESCO pada tahun 2013, hanya satu dari 1000 orang Indonesia yang suka membaca. Untuk itu, guna mendorong anak gemar membaca para orang tua pun harus selalu mau, bisa, dan gemar membaca.

"Luar biasa upaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan dan mendorong minat literasi anak-anak kita," katanya.

Hal yang sama pun terlihat dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013 dimana sebanyak 91,68 persen orang Indonesia gemar nonton televisi, sementara yang suka baca surat kabar hanya 17,6 persen. "Data bank dunia pun kita paling rendah dengan indeksnya 21,7 persen di antara negara Asia Tenggara. Filipina dan Singapura lebih dari 70 persen," katanya.

BACA JUGA: