JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) memandang perbedaan penetapan Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi terkait penetapan awal Dzulhijjah 1435 H yang selanjutnya berpengaruh pada penetapan Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) adalah hal yang bisa saja terjadi. Pemerintah bahkan mencatat dalam kurun 1975-1999, tepatnya selama 24 tahun, ada 13 kali perbedaan penetapan tanggal antara Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Arab Saudi.

Pelaksana Tugas (PlT) Dirjen Bimas Islam Kemenag Dr Muchtar Ali menjelaskan, perbedaan itu bisa saja terjadi disebabkan perbedaan mathla’ (wilayah hukum). "Itu sesuai dengan penegasan MUI bahwa penetapan awal Dzulhijjah/Idul Adha berlaku dengan mathla’ masing-masing negara," kata Muchtar seperti dikutip situs setkab.go.id, Selasa (30/9).

"Dalam hal ini ulama telah berkonsesus, Indonesia dalam melaksanakan Idul Adha tidak dibenarkan mengikuti negara lain yang berbeda mathla’," kata Muchtar menambahkan.

Dia menegaskan, pemerintah menetapkan awal Dzulhijjah berdasarkan sidang itsbat dengan memperhatikan hisab dan rukyat dari seluruh Indonesia. "Laporan tidak terlihatnya Hilal di seluruh Indonesia menguatkan hasil hisab sehingga umur bulan Dzulqa’dah 1435H digenapkan menjadi 30 hari dan 10 Dzulhijjah bertepatan dengan tanggal 5 Oktober 2014," ungkap Muchtar.

Muchtar menegaskan, saat terbenam matahari pada Rabu (24/9), posisi Hilal di seluruh Indonesia pada ketinggian antara minus 0.5 derajat sampai plus 0.5 derajat. Sementara secara hisab, Pemerintah menggunakan kriteria kesepakatan Negara MABIMS, yaitu dengan tinggi hilal 2 derajat, sudut elongasi 3 derajat, dan umur hilal sudah mencapai 8 jam.

"Apa yang Pemerintah RI putuskan, juga diamini, disepakati dan dilaksanakan di negara-negara MABIMS (Brunei Darussalam, Malaysia dan Singapura), selain juga, sesuai dengan Fatwa MUI tentang penetapan awal bulan," terang Muchtar.

Adapun Arab Saudi mempunyai acuan penanggalan berdasarkan kalender Ummul Quro. Dalam situs resminya tertulis tanggal 1 Dzulhijjah bertepatan dengan tanggal 25 September 2014. Mahkamah Ulya Saudi menetapkan berdasarkan laporan terlihatnya hilal di Arab Saudi bahwa 1 Dzulhijjah bertepatan dengan tanggal 25 September 2014 sehingga Idul Adha (10 Dzulhijjah) jatuh pada 4 Oktober 2014.

Terhadap perbedaan itu, pemerintah mengimbau kepada seluruh umat untuk tetap memegang teguh Ukhuwah Islamiah, toleransi beragama, dan tetap saling menghormati keyakinan dalam perbedaan Idul Adha. "Sehingga kekhusyukan ibadah pada bulan Zulhijjah tetap terjaga," kata Muchtar.

BACA JUGA: