JAKARTA - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menetapkan Musuh Kebebasan Pers Tahun 2013 adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Ketua AJI Indonesia Eko Maryadi mengatakan pada 2012-2013 tingkat kekerasan terhadap jurnalis cukup tinggi. Meskipun pelaku kekerasan terhadap jurnalis berasal dari beberapa institusi seperti Polri, ormas, maupun massa tak dikenal, namun kekerasan yang melibatkan TNI cukup luar biasa, seperti dalam kasus penyerangan Lapas Cebongan, Yogyakarta.

"Selain itu AJI menemukan adanya kasus teror sistematis yang diduga keras melibatkan TNI, di samping kasus kekerasan bentuk lain yang juga dilakukan anggota TNI," kata Eko melalui pernyataan tertulis pada resepsi HUT AJI ke-19 di Gedung Usmar Ismail, Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Eko mencontohkan kasus kekerasan yang melibatkan TNI seperti yang terjadi di Padang, Sumatera Barat 29 Mei 2012; Jakarta, 21 Juni 2012; Surabaya, Jawa Timur, 12 Juli 2012; Bandung, 29 September 2012; Pekanbaru, Riau 16 Oktober 2012; Pekanbaru, 14 November 2012; Palembang, Sumsel, 21 November 2012; dan Ambon, 1 Januari 2013.

Terkait kekerasan anggota TNI terhadap jurnalis, Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Dewan Pers Agus Sudibyo pernah mengatakan ada yang salah dalam prosedur tetap (protap) TNI ketika menangani hubungan dengan wartawan. Selain itu, Agus juga menyayangkan sikap TNI yang memandang remeh penerapan UU Pers.

Pada 6 Desember 2012, Dewan Pers menelurkan Pedoman Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Wartawan.

Gresnews.com belum bisa mewawancarai pihak TNI untuk berkomentar mengenai pengumuman AJI Indonesia ini.

Selain mengumumkan Musuh Kebebasan Pers 2013, AJI Indonesia juga memberikan Tasrif Award kepada Luviana, jurnalis Metro TV yang di-PHK sepihak oleh manajemen dan terus memperjuangkan hak sampai meluas kepada isu perburuhan, kesetaraan jender, hingga penggunaan frekuensi publik yang belakangan ini menjadi sorotan karena sering digunakan untuk kepentingan politik pengusaha.

Udin Award 2013 diberikan kepada tiga jurnalis korban kekerasan di Riau pada 16 Oktober 2012. Tiga jurnalis itu adalah Didik Herwanto, jurnalis Riau Pos, Fakhri Robianto jurnalis Riau TV dan Rian FB Anggoro, Jurnalis Kantor Berita Antara.

Anugerah SK Trimurti 2013 diberikan kepada Yuliati Umrah, pendiri Yayasan Arek Lintang Surabaya yang mendampingi anak jalanan. Selama 15 tahun Yuliati Umrah mendampingi sekitar 600 anak jalanan.

(*/dtc/GN-01)

BACA JUGA: