JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, kemajemukan budaya Indonesia yang terdiri dari banyak suku, agama, adat, dan  kebiasaan, pada satu sisi merupakan anugerah Tuhan, namun di sisi lain juga bisa menjadi sumber konflik bila kita tidak menjaganya.

"Kita menghadapi tantangan yang harus kita kelola dengan baik, yakni dengan menjaga kemajemukan, kerukunan dan keberagaman," kata Presiden SBY dalam pidato puncak World Peace Forum ke-4 di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (25/11).

Dalam acara yang dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah dan 50 tokoh dunia, serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II itu, Presiden menyampaikan, sebagai bangsa yang pluralis dan multikulturan, maka kehidupan demokrasi sangat tepat bagi Indonesia.

Namun ia mengingatkan, tidak ada satu model demokrasi yang dapat diterapkan secara penuh. Demokrasi tidak bisa diimpor dari suatu negara lain, dan kemudian diterapkan sepenuhnya di suatu negara, karena dalam suatu negara selalu ada nilai-nilai lokal.

"Indonesia telah membuktikan kepada dunia bahwa kehidupan demokrasi tetap terjaga, dan tidak ada kontradiksi dengan agama Islam. Indonesia memiliki tradisi ke Islaman yang baik, tapi juga menjalankan demokrasi," ujar SBY.

SBY mengajak para peserta untuk mendorong terwujudnya demokrasi yang tertib, dan demokrasi yang seimbang antara hak dan kewajiban. Dia mengingatkan bahwa tumbuhnya demokrasi yang baik memerlukan consensus bulding, take and give, dan compromise.

Menurutnya, untuk mematangkan kehidupan demokrasi selalu ada tantangan. Di Indonesia yang merupakan bangsa multi budaya, memiliki tantangan khusus karena adanya benturan, pertentangan yang berangkat dari identitas, politik juga tidak bebas dari kepentingan kedaerahan.

Pada kesempatan itu, secara khusus Presiden SBY mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, yang sudah empat kali ini menyelenggarakan World Peace Forum (WPF).

WPF IV diselenggarakan Muhammadiyah bekerjasama dengan Cheng Ho Multi Culture Trust Malaysia, dan Centre For Dialog and Cooperation among Civilitation (CDCC).

Sebanyak 50 tokoh dunia hadir dalam forum yang digelar mulai 23-25 November di Hotel Novotel Bogor itu. WPF IV diikuti oleh 200 peserta dari dalam dan luar negeri. Peserta luar negeri berjumlah 100 orang di antaranya perwakilan tokoh politik, pemimpin organisasi, akademisi dan aktivis perdamaian.

Hadir saat pidato oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Bogor itu, antara lain Menteri Agama Suryadharma Ali, Menlu Marty Natalegawa, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam,Menkominfo Tifatul Sembiring, Mendagri Gamawa Fauzi, dan Menpora Andi Malarangeng.

SUMBER: SETGAB.GO.ID

BACA JUGA: