JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pemerintah dinilai tidak akan memiliki kredibilitas yang baik dalam mengambil kebijakan di sektor energi dengan terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak di beberapa daerah di Indonesia, khususnya BBM bersubsidi. Akibatnya antrian panjang calon pembeli BBM terjadi di mana-mana di hampir seluruh penjuru Indonesia. Permintaan agar kuota BBM khususnya BBM bersubsidi pun mulai diteriakkan.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai pemerintah sebenarnya sudah mengetahui bahwa kuota BBM bersubsidi yang dikurangi menjadi 46 juta Kiloliter (Kl) dari 48 juta Kl, tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan BBM hingga akhir tahun. Karena itulah saat ini pemerintah dan PT Pertamina (Persero) menerapkan langkah pengurangan pasokan BBM subsidi di seluruh SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum).

Hal ini berujung pada terjadinya antrian panjang kendaraan bermotor di banyak SPBU di Jawa maupun luar Jawa. Celakanya, aksi pengurangan pasokan BBM bersubsidi ini ditengarai, justru malah menimbulkan aksi penimbunan BBM bersubsidi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Enny mengilustrasikan ketika Pertamina normalnya memasok 100 liter kepada satu SPBU, sementara saat ini sudah dikurangi oleh Pertamina pasokannya menjadi 90 liter karena keterbatasan stok BBM bersubsidi, maka ketika masyarakat mengetahui hal ini, mereka menduga berkurangnya pasokan itu terjadi karena adanya penimbunan BBM. Kenyataannya, kata Enny, dugaan adanya penimbunan memang nyata lantaran jumlah BBM di pasaran berkurang lebih dari yang sudah ditentukan.

Karena itu, maka kini timbul permintaan agar kuota BBM bersubsidi ditambah. "Ya sudah pasti minta tambahan kuota. Pemerintah tahu akan seperti ini (terjadinya kekurangan pasokan). Ini kan tidak ada kredibilitas kebijakan pemerintah sama sekali," kata Enny kepada Gresnews.com, di Jakarta, Selasa (26/8).

Sementara itu berdasarkan keterangan salah seorang warga Yogyakarta yang dihubungi Gresnews.com, Yohannes Raydihan, hari ini memang telah terjadi antrian panjang pembeli BBM di beberapa SPBU di Yogyakarta. Di SPBU wilayah Monumen Yogya Kembali misalnya, antrian kendaraan terjadi sepanjang 200 meter.

Antrian nyaris serupa juga terjadi di SPBU di kawasan Babarsari, Jalan Magelang, Jalan Kaliurang dan Jalan Solo. Berdasarkan keterangannya, seluruh SPBU tutup lebih awal karena pasokan SPBU baik BBM subsidi dan non subsidi habis diburu oleh masyarakat.

Yohannes mengatakan hingga saat ini antrian panjang masih terus terjadi di SPBU Jalan Magelang. Bahkan SPBU tersebut sudah mengisi ulang sebanyak dua kali, pengisian ulang BBM subsidi dan non subsid diisi kedua kalinya pada pukul 15.00 WIB.

Sebelum isi ulang BBM dilakukan, antrian panjang 200 meter sudah terjadi di SPBU. "BBM sudah jadi barang langka di Yogja. Mau ngisi bensin susahnya minta ampun," kata Yohannes kepada Gresnews.com, Jakarta, Selasa (26/8).

BACA JUGA: