JAKARTA, GRESNEWS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kita boleh bangga karena Indonesia adalah negara yang aman dan damai dibandingkan dengan negara lain. JK membandingkan dengan beberapa negara Islam di dunia yang penuh dengan bom, perkelahian, dan konflik besar yang tentunya menyengsarakan umatnya.

"Kita juga berbangga sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar, dapat menjalankan pemerintahan secara demokratis dengan aman. Berbeda dengan negara lain dimana pemilu artinya saling berkelahi, saling membunuh dan juga saling tembak-menembak," kata JK seperti dikutip situs setkab.go.id, Jumat (21/11).

Wapres mengemukakan selama 69 tahun kemerdekaan, telah terjadi 15 konlfik besar di dalam negeri. Dari 15 konflik itu, kata Wapres, 10 konflik terjadi karena ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan antar daerah, ketidakadilan sosial dan ketidakadilan politik. Hanya 5 konflik terjadi karena ideologi dan separatis.

"Artinya adalah apabila kita ingin membawa hidup dalam kedamaian, yang sangat utama adalah menjaga keadilan bangsa antara masyarakatnya, antara daerah dan daerah," ujar JK.

Wapres menggarisbawahi bahwa sangatlah penting menjaga kemakmuran bangsa dan kemajuan bangsa, karena kemiskinan bisa menyebabkan ketidakadilan yang bisa menyebabkan konflik. Menjaga persatuan, kemakmuran dan keadilan merupakan hal pokok untuk menjaga bangsa ini dari konflik," tegas JK.

Dalam kesempatan itu, JK menegaskan bahwa semua agama mempunyai tujuan dan prinsip yang sama yaitu menjaga kedamaian. "Bahkan, kita setiap hari mengucapkan salam, misalnya Assalamualaikum bagi mereka yang memeluk agama Islam, mengucapkan Shalom bagi mereka pemeluk agama kristen, dan Om swastiastu bagi pemeluk agama Hindu. Semua salam itu mendoakan semuanya," ucap Wapres.

Tetapi, mengapa salam yang diajarkan setiap agama dan mendoakan kebaikan bagi siapapun tapi masih terjadi konflik agama? "Karena ada di antara kita ada yang menjual murah surga, seperti dengan ajakan membunuh dan membakar akan masuk surga, dan melakukan bom bunuh diri," kata JK.

Wapres juga mengingatkan bahwa perdamaian tentu tidak dapat dicapai hanya melalui diskusi, tetapi dengan bertindak yang  adil dan mensejahterakan bangsa," ucap Wapres.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan bahwa peringatan milad Muhammadiyah yang ke-102 tahun masehi atau 105 tahun hijriah dirangkaikan dengan Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum) ke-5.

"Banyak hadir saat ini dari berbagai latar belakang berbeda, seperti pimpinan agama, intelektual, akademisi, politisi, pengusaha, aktivis-aktivis perdamaian, dan media dari berbagai negara, karena forum perdamaian dunia sebagai ajang tukar menukar silaturahmi pengalaman," ujarnya.

Bagi warga Muhammadiyah, kata Din, merupakan sebuah anugerah bahwa perserikatan yang dipimpinnya, dan berdiri pada 18 November 1912, kini telah berusia satu abad. "Melewati rentang waktu panjang, naik turunnya peradaban dan tantangan yang dihadapi, Alhamdulillah Muhammadiyah masih bisa eksis," ujar Din.

"Muhammadiyah kini sudah berkembang pesat dan telah memiliki 18 cabang istimewa yang berada di 18 negara. Sungguh besar kesyukuran kami, Muhammadiyah tidak hanya dianggap sebagai gerakan nasional pendidikan tetapi juga gerakan nasional kesehatan dengan tidak kurang jaringan 500 rumah sakit yang dimilikinya," ujar Din.

BACA JUGA: