JAKARTA, GRESNEWS.COM - Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang berlangsung di Jakarta dan Bandung tanggal 19-24 April 2015 dinilai bakal menjadi momentum penting bagi Palestina. Dalam konferensi tersebut, Palestina secara terbuka mengaku ingin segera merdeka dan meminta dukungan dari peserta KAA.

Namun, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengungkapkan alasan dibalik tarik ulur terhadap pengakuan Palestina. Riyad mengatakan, lobi deklarasi yang sempat diajukan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Desember 2014 lalu, digagalkan oleh intervensi Amerika Serikat (AS).

"Pemerintah Palestina sudah mencoba membuat resolusi pada Desember tahun lalu. Namun upaya itu gagal karena diintervensi AS," kata Riyad di sela pertemuan Tingkat Menteri KAA, di Jakarta Convention Center, Senin (20/4).

Secara spesifik, Riyad mengungkapkan, pemerintah Palestina telah mengajukan deklarasi Palestina pada bulan Desember 2014. Namun, pengajuan tersebut terbentur oleh kepentingan AS.

Dalam kesempatan tersebut, AS ternyata diketahui mempengaruhi putusan Nigeria untuk memberikan dukungannya kepada Palestina. Deklarasi kemerdekaan Palestina akhirnya kandas karena AS gencar mengintervensi dan menekan Nigeria untuk mengubah pilihannya.

Berdasarkan keterangan Riyad, saat ini Palestina tengah membutuhkan dukungan internasional untuk menghadapi proses pengajuan deklarasi berikutnya di PBB. Selain ingin mendeklarasikan diri sebagai negera merdeka, Riyad menambahkan, pemerintah Palestina akan terus merundingkan solusi di Dewan Keamanan PBB untuk meredakan invasi atau serangan AS.

Alasan mendasar invasi AS segera dihentikan adalah terkait masalah kemanusiaan. Invasi AS selama ini dituding membawa serangkain persoalan serius baik bagi perdamaian maupun pelanggaran HAM.

Untuk itu, melalui perhelatan KAA kali ini, Pemerintah Palestina meminta Dukungan Anggota KAA untuk mendukung deklarasi Palestina sebagai negara berdaulat. Riyad mengaku optimistis kekuatan konferensi internasional (KAA) dapat membantu Palestina meraih kemerdekaannya.

Pada hari kedua gelaran KAA, Asian-African Ministerial Meeting hari ini dipimpin oleh Menlu RI Retno LP Marsudi dan didampingi oleh Menlu Afrika Selatan Maite Emily Nkoana. Dalam pidatonya, Retno turut menyatakan sikap terkait dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

Mengenai Declaration of Palestine, Retno menekankan, isu kemerdekaan negara tersebut menjadi fokus bersama peserta KAA lainnya. Namun, sebagai perwakilan Indonesia, Retno tetap konsisten memberikan dukungan sikap kepada Palestina sebagai negara berdaulat.

"Indonesia hingga kini masih mendukung kemerdekaan Palestina. Indonesia percaya bahwa Palestina sudah siap untuk membentuk pemerintahan yang merdeka," ucap Retno.

BACA JUGA: