JAKARTA, GRESNEWS,COM - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memblokir sebanyak 19 situs yang diduga menyebarkan paham radikalisme. Situs tersebut diblokir atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Dikutip dari surat Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kemenkominfo kepada pihak Internet Service Provider (ISP) yang tersebar di kalangan wartawan, disebutkan ada 19 situs yang diminta untuk diblokir. Ke-19 situs itu disebut sebagai situs penggerak paham radikalisme dan/atau sebagai simpatisan paham radikalisme.

Menkominfo Rudiantara ketika dikonfirmasi soal itu mengaku belum mengetahui persis. Namun dia membenarkan bahwa ada permintaan dari BNPT untuk menutup sejumlah situs yang terkait radikalisme.

"Saya jumlahnya berapa lupa, tapi memang ada permintaan dari BNPT, diproses oleh temen-temen Aptika (Dirjen Aplikasi Informatika) Trans Positif, cuma hasilnya seperti apa belum tahu," kata Rudiantara ketika diperlihatkan surat tersebut di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, Senin (30/3).

Rudiantara mengatakan dirinya menerima surat permintaan dari BNPT pada Jumat (27/3). Kemudian dia langsung mengeluarkan disposisi untuk ditindaklanjuti.

"Jumat saya terima, ‎langsung saya minta Trans Positif untuk diproses, mereka akan melakukan pengecekan, prosedur biasa," tuturnya.

Sejumlah situs tersebut hingga hari ini masih bisa diakses. Rudi tidak bisa memastikan berapa lama proses pemblokiran itu berlangsung hingga akhirnya benar-benar terblokir.

"Tergantung ISP-nya juga. Ada beberapa hal seperti waktu itu kami anggap urgent, waktu di youtube anak-anak ISIS,‎ jam 1 pagi saya terima whatsapp, besok paginya diproses, siangnya sudah tidak bisa diakses," jelasnya.

Dalam surat yang diterima Gresnews.com, terdapat 19 laman internet yang diblokir karena diduga menyebar paham dan ajaran radikalisme. Laman tersebut antara lain, arrahmah.com, voa-islam.com, ghur4ba.blogspot.com, panjimas.com, thoriquna.com, dakwatuna.com, kafilahmujahid.com, an-najah.net, muslimdaily.net, hidayatullah.com, salam-online.com, aqlislamiccenter.com, kiblat.net, dakwahmedia.com, muqawamah.com, lasdipo.com, gemaislam.com, eramuslim.com, dan daulahislam.com.

Sebelumnya BNPT mengaku telah bekerja sama dengan Kemenkominfo memblokir 15-20 laman atau situs internet milik teroris yang mengandung konten ajakan dan doktrin terorisme. "Ya, para teroris itu sudah memasuki cyber media untuk melakukan sosialisasi doktrin terorisme, mereka juga memanfaatkan internet untuk membagi pengetahuan tentang cara merakit bom," kata Deputi I BNPT Mayjen TNI Agus Surya Bakti di Surabaya, Rabu (20/3).

Di sela-sela Rapat Koordinasi Pencegahan Terorisme di Jatim yang dibuka Sekdaprov Jatim Dr Rasiyo dan dihadiri sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, TNI, dan Polri, ia menjelaskan pihaknya berusaha mencegah konten-konten seperti itu.

Tidak hanya laman/situs internet, katanya, para teroris juga sudah memanfaatkan cyber media untuk penggalangan dana, seperti MLM di Medan yang dimanfaatkan untuk donasi bagi aksi terorisme di Poso, Palembang, dan sebagainya. "Mereka mampu menghimpun donasi sebesar Rp8 miliar, tapi upaya penggalangan dana ala MLM di Medan itu akhirnya dapat dicegah aparat penegak hukum," katanya.

Bahkan, katanya, berbagai aksi pengeboman di Tanah Air diduga kuat dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan internet, sehingga aparat penegak hukum mengalami kesulitan menemukan operator aksi terorisme yang terjadi.

Selain itu, BNPT juga sudah menemukan aksi terorisme yang menggunakan bio terorism di Jakarta dan Solo. "Para teroris itu sudah mencoba meracuni anggota Polsek se-Jakarta, kemudian mereka juga melakukan hal serupa di Solo, tapi upaya mereka terdeteksi," katanya. (dtc)

BACA JUGA: