JAKARTA, GRESNEWS.COM - Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsuddin menyambangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Amir datang didampingi anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK lainnya seperti Imam Prasodjo, Farouk Muhammad, dan Abdullah Hehamahua.

Kedatangan Amir bertujuan meluruskan pemberitaan yang menyebutkan kurang harmonisnya hubungan Kemenkumham dan KPK terkait Pansel calon pimpinan KPK ini. "Sering muncul dan terberitakan beberapa hal yang bisa mengesankan ke publik bahwa ada satu kondisi yang kurang harmonis antara Pansel dengan KPK," kata Amir kepada wartawan, di loby gedung KPK, Selasa (26/8).

Padahal menurut politisi Partai Demokrat ini, pansel yang dibentuk bertujuan untuk mencari pengganti Wakil Pimpinan KPK Busyro Muqoddas yang akan habis akhir tahun 2014. Dan ia membantah, dengan adanya pansel, hal tersebut mengganggu kinerja komisi antirasuah ini. Walaupun Amir mengakui, pembentukan pansel tersebut memang sempat ditentang KPK.

Karena KPK beranggapan, pembentukan itu memboroskan anggaran negara, terlebih lagi masa jabatan pimpinan KPK lainnya hanya tinggal setahun. Tetapi menurut Amir, tim pansel sebenarnya bekerja profesional untuk mendapatkan calon pengganti Busyro Muqoddas yang selama ini memiliki rekam jejak yang cukup baik.

"Saya kira Insya Allah kami semua masih cukup waras dan belum cukup nekat untuk melakukan hal seperti itu (mengganggu kerja KPK)," tandasnya.

Pembetukan panitia seleksi calon pimpinan KPK memang cukup kontroversial. Selain pembentukan tersebut dianggap sebagai pemborosan, keberadaan pansel dikhawatirkan menjadi strategi Presiden SBY yang ingin "menitipkan" jejak di akhir masa kekuasaannya.

"Ketakutan kita ada kepentingan, keinginan pembentukan pansel ingin meninggalkan sesuatu," Sekjend Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) kepada Gresnews.com.

Hanya saja meski Amir mati-matian membantah ada hubungan yang kurang Harmonis antara Tim Pansel KPK dengan KPK, suasana tegang itu ada sedikit terasa juga. Entah mengapa saat tim Pansel mengadakan konferensi pers, tak ada satupun pimpinan KPK yang mendampingi.

Padahal seperti dikatakan Juru Bicara KPK Johan Budi, tiga pimpinan KPK yaitu Abraham Samad, Zulkarnain, dan Bambang Widjojanto hadir saat diskusi bersama Tim Pansel KPK. Tetapi saat konferensi pers, entah mengapa mereka tak hadir barang seorang pun.

"Pimpinan tidak bisa mengikuti konferensi pers ini, yang mendampingi pimpinan humas," kata Johan. Sayang ia tak menjelaskan mengapa ketiga pimpinan KPK itu tak hadir.

BACA JUGA: