JAKARTA, GRESNEWS.COM - Isu pembangunan gedung baru DPR yang lama menghilang, kini menghangat lagi. Pasalnya, setelah ada klaim dari DPR soal persetujuan Presiden Joko Widodo terkait pembangunan gedung itu, kini justru Jokowi yang melempar bola panas itu kembali ke DPR soal pembangunan gedung yang rencananya bakal menelan biaya APBN sebesar Rp1,8 triliun itu.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto mengatakan bahwa rencana pembangunan gedung baru DPR sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rencananya peletakan batu pertama akan dilakukan pada 16 Agustus 2015 usai pidato Presiden mengenai nota keuangan.

Sayang ketika dikonfirmasi mengenai rencana pembangunan gedung baru DPR tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan menjawab. "Tanyakan ke ketua dewan," kata Presiden Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma sebelum bertolak ke Malaysia, Minggu (26/4).

Jokowi pun menyarankan kepada juru warta agar setiap kegiatan ditanyakan ke pejabat terkait. "Kalau kegiatan menteri tanya ke menteri, kalau dewan tanyakan ke ketua dewan. Saya ndak hapal," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Saat terus ditanya tentang rencana pembangunan gedung baru DPR tersebut, Jokowi tetap memberikan jawaban yang sama. "Tanya ke dewan, saya nggak hapal," kata dia.

Sebelumnya Setya Novanto mengatakan bahwa pembangunan gedung baru DPR itu dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ruangan yang saat ini terjadi. Selain untuk ruang kerja, nantinya juga akan dibangun museum, research center, dan perpustakaan. Rencana pembangunan gedung baru DPR akan terus dilanjutkan. Presiden Joko Widodo disebut sudah memberikan restunya dan akan ikut meletakkan batu pertama pembangunan.

"Dalam rangka penguatan kelembagaan, DPR membentuk Tim kerja Pembangunan Perpustakaan, Museum, Research Center, dan Ruang Kerja Anggota dan Tenaga Ahli DPR RI yang sekaligus akan menjadi ikon nasional," kata Ketua DPR Setya Novanto di Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (24/4) lalu.

Hal itu ia sampaikan dalam pidato penutupan masa sidang III 2014/2015 di rapat paripurna. Rencana pembangunan gedung baru ini sudah ada di usulan anggaran 2016. "Pembangunan ikon nasional ini telah mendapatkan persetujuan Presiden," sambung politikus Golkar ini.

Peletakan batu pertama gedung baru ini akan dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2015. Setelah pidato presiden mengenai nota keuangan, rencananya Jokowi dan tamu negara akan diajak mengunjungi museum dan perpustakaan yang ada sementara ini. "Presiden akan menandatangani komitmen membangun ikon nasional bersama dan peletakan batu pertama untuk pembangunan ikon nasional tersebut," ujar Novanto.

Rencana pembangunan gedung baru DPR itu muncul satu bulan setelah para anggota DPR periode 2014-2019 dilantik yakni pada 31 Oktober 2014. Sebanyak 555 anggota Dewan Perwakilan Rakyat mengajukan pembangunan gedung baru. Permohonan itu pertamakali disampaikan oleh Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR, Roem Kono.

Rencana pembangunan gedung baru DPR itu memantik pro dan kontra di masyarakat. Ketua DPR Setya Novanto pun buru-buru meluruskan kabar tersebut. Menurut dia, belum ada rencana mengajukan permohonan pembangunan gedung baru.

Yang ada adalah, saat itu pihak sekretariat jenderal tengah menginventarisasi kebutuhan anggota DPR. "Kami menginventarisasi dulu secara keseluruhan. Belum ada rencana (pembangunan gedung baru)," kata Novanto kepada wartawan, ketika itu.

Namun politisi Partai Golongan Karya itu menekankan bahwa penambahan jumlah tenaga ahli di DPR menimbulkan masalah baru, yakni keterbatasan ruangan. "Semuanya masalah yang berkaitan dengan Tenaga Ahli, sekarang ada lima orang. Tentu kita akan evaluasi bagaimana masalah ruangan-ruangan yang ada. Kalau nggak cukup, bagaimana jalan keluarnya," kata Novanto.‎

Hanya saat itu Novanto menjelaskan bahwa solusi keterbatasan ruangan itu tidak mesti diselesaikan dengan membangun gedung baru, melainkan bisa berbentuk renovasi dalam fasilitas gedung yang sudah ada. Penjelasan dari Novanto itu rupanya mampu meredakan pro dan kontra pembangunan gedung baru.

Enam bulan kemudian, tepatnya Jumat (24/4/2015) saat paripurna penutupan masa sidang ke-3 kemarin tiba-tiba Ketua DPR Setya Novanto mengumumkan bahwa rencana pembangunan gedung baru itu sudah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Dalam rangka penguatan kelembagaan, DPR membentuk Tim kerja Pembangunan Perpustakaan, Museum, Research Center, dan Ruang Kerja Anggota dan Tenaga Ahli DPR RI yang sekaligus akan menjadi ikon nasional," kata Novanto di Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat.

Wakil Ketua DPR Agus Hermanto memberikan keterangan berbeda soal peruntukkan pembangunan gedung baru tersebut. Menurut dia yang akan dibangun hanya museum, research center dan perpustakaan. Sementara untuk ruang kerja tetap menggunakan Gedung Nusantara I. "Yang dibangun adalah museum, perpustakaan dan research center. Beda dengan apa yang ditanyakan seperti ruang kerja," kata Agus.

Hanya saja pemerintah kemudian membantah telah memberikan persetujuan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi membantah adanya persetujuan Presiden tentang pembangunan gedung baru DPR. Melainkan hanya sekadar pembangunan museum, dan laboratorium.

"Waktu rapat konsultasi, seingat saya yang disetujui adalah pembangunan museum, laboratorium. Tidak ada persetujuan pembangunan gedung baru. Nah, saya nggak tahu persis dari mana awalnya adanya persetujuan itu. Saya kira bisa ditanyakan ke ketua DPR," kata Yuddy saat mendampingi Presiden di bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Minggu (26/4).

Menurut Yuddy, sekalipun ada pembangunan direncakanan dengan biaya seefisien mungkin, yaitu untuk museum dan laboratorium karena museum diperlukan untuk bahan pembelajaran dan preferensi masyarakat. "Kalau sampai bangun gedung baru seingat saya tak ada persetujuan Presiden," ucap politisi Hanura itu. (dtc)

BACA JUGA: