JAKARTA, GRESNEWS.COM – Pernyataan Presiden Joko Widodo yang mendukung pembentukan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) sudah tepat. Sebab AIIB bisa berperan sebagai alternatif investasi asing di Indonesia yang konkrit paska pelaksanaan Konfrensi Asia Afrika.

Peneliti LIPI Adriana Elisabeth mengatakan paska perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA), tawaran investasi konkrit memang datang dari Cina dengan adanya Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB). Menurutnya AIIB menjadi alternatif baru untuk perdagangan da pembangunan infrastruktur bagi negara di Asia termasuk Indonesia.

"Sebab dengan adanya Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia ternyata tidak cukup untuk mendukung perdagangan dan infrastruktur Negara di Asia. Sehingga AIIB menjadi pilihan yan cukup rasional," ujar Adriana usai diskusi di Gado-gado Boplo soal ‘Bisa Apa Setelah KAA?’, Jakarta, Sabtu (25/4).

Menurut Adriana dengan adanya tawaran investasi dari Tiongkok, Indonesia harus memperjelas arah pembangunannya misalnya dalam nawacita Jokowi jelas disebutkan akan fokus ke pembangunan ekonomi laut. Sehingga ketika Indonesia bekerjasama dengan negara lain di Asia, tujuan harus fokus diarahkan ke pembangunan di sektor laut tersebut.

Senada dengan Adriana, Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto mengatakan pelaksanaan KAA memang telah memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperbaiki hubungan Indonesia dengan negara lain di Asia Afrika. Contoh dampak konkrit positif dari perhelatan KAA misalnya ada komitmen investasi dari Tiongkok untuk membangun infrastruktur dan memajukan sektor industri di Indonesia.

"Ke depan pemerintah harus perbaiki juga hubungan bilateral dengan beberapa negara lainnya agar bisa merealisasikan kesepakatan baik dalam pertemuan KAA dan kesepakatan bilateral," ujar Nico pada kesempatan yang sama.

Ia menilai sebenarnya pertemuan KAA menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia agar bisa muncul lagi sebagai kekuatan regional. Setidaknya power Indonesia di Asia Tenggara bisa menjadi landasan untuk melangkah ke tingkat yang lebih luas lagi yaitu di Asia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam pembukaan KAA menyampaikan pandangan bahwa persoalan ekonomi hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, Dana Moneter Internasional dan Bank Pembangunan Asia merupakan pandangan yang usang. Apalagi selama ini penyelesaian masalah ekonomi negara-negara dunia cenderung dimonopoli ketiga lembaga tersebut.

Selanjutnya, Presiden Cina Xi Jinping menyatakan AIIB bisa menjadi alternatif bagi investasi yang adil dan inklusif. AIIB dinilai bisa menjadi investasi yang menguntungkan karena tidak menganut prinsip intervensi, dikte, dan eksploitasi yang selama ini cenderung dilakukan lembaga investasi dan pinjaman modal lain yang sudah ada.

Untuk diketahui AIIB yang berpusat di Beijing, Cina merupakan lembaga pinjmana dana untuk proyek pembangunan di negara berkembang yang didukung Cina dengan dana sebesar Rp603,25 triliun. China memiliki kepemilikan saham sebesar 50 persen. AIIB menjadi lembaga tandingan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, dua lembaga pemberi utang yang dibekingi Amerika Serikat.

BACA JUGA: