JAKARTA, GRESNEWS.COM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku akan konsisten berada di Koalisi Partai Merah Putih (KMP) pimpinan Partai Gerindra. Presiden PKS Anis Matta mengatakan, partainya akan tetap solid menjadi oposisi dalam pemerintahan periode 2014-2019 mendatang yang dipimpin Joko Widodo serta Jusuf Kalla.

Selain itu, Anis juga mengklaim tidak akan menerima tawaran apapun dari Jokowi-JK maupun para partai pengusungnya. Walaupun tawaran tersebut berupa posisi menteri dalam kabinet yang dibentuk Jokowi-JK.

Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuchro tidak meragukan pernyataan Anis tersebut. Menurut wanita yang akrab disapa Wiwieq ini, konsistensi PKS sudah terlihat karena sejak awal, mereka hanya merapat ke Koalisi Merah Putih.

"Dalam banyak pernyataan dan sikap PKS merupakan partai yang paling jelas posisinya, baik sebelum pilpres maupun pasca pilpres," ujar Wiwie kepada Gresnews.com, Minggu (21/9).

Untuk itu lanjut Wiwieq, seharusnya sudah tidak ada lagi keraguan untuk mempercayai pernyataan Anis tersebut.Sebab katanya, bila PKS tidak konsisten dan berubah kiblat politiknya, partai yang pernah dipimpin Luthfi Hasan Ishaq itu akan merugi dan tidak lagi dipercaya publik.

Soal kemungkinan PKS mengikuti jejek PPP dan PAN yang mulai melakukan pendekatan ke PDIP, Wiwieq mengatakan, "tampaknya PKS, Gerindra dan Golkar konsisten. Sedangkan PPP dan PAN juga masih penjajakan belum pasti juga, deal or not deal," tandasnya.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, pernyataan Anis tersebut dapat dimaklumi. Karena menurut Hendri, PKS mempunyai perbedaan ideologi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Jokowi-JK.


"Mungkin mereka sadar tidak akan ditawarkan kursi oleh Jokowi," ujar Hendri kepadagresnews.com, Minggu (21/9).

Namun menurut Hendri, hal tersebut bisa saja berubah. Karena pada dasarnya setiap partai politik bertujuan mencari kekuasaan. Hendri menambahkan, PKS bisa saja bergeming jika Jokowi-JK menawarkan sesuatu yang menarik, dan itu tentu akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi PKS.

Apalagi, lanjut Hendri, PKS selama ini bukan partai yang berdiri sendiri, mereka selalu tergabung dalam suatu koalisi. Ia memperkirakan, PKS akan mempertimbangkan tawaran yang masuk akal baginya demi memperbaiki citra partai yang merosot. Ditambah lagi, banyak kader PKS yang tersandera oleh kasus hukum seperti korupsi.

Presiden PKS Anis Matta memang menyatakan komitmennya untuk berada di luar pemerintahan pada periode pimpinan Jokowi-JK mendatang. Menurut Anis, posisi oposisi pemerintahan memang harus dijalani. Setelah 10 tahun masuk dalam koalisi pemerintah, kini PKS akan merubah arah menjadi oposisi.

"Karena di dua-duanya toh kita bisa memberikan kontribusi bagi kehidupan bangsa kita. Jadi pengalaman ini harus kita coba semuanya," ujar Anis di Grand Sahid Jaya Hotel, Sudirman, Jakarta, Minggu (21/9).

Anis mengatakan, tidak ada masalah bagi PKS duduk sebagai oposisi. Sebab sebelumnya PKS juga pernah berada di luar pemerintahan. "Di dalam dan di luar sama saja," ujarnya.

BACA JUGA: