Menakertrans Sebar Nomor HP Pribadi Agar TKI Bisa Langsung Mengadu
JAKARTA, GRESNEWS.COM - Saat melakukan kunjungan kerja selama tiga hari di Malaysia, Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri menyempatkan diri mengunjungi kantong-kantong pemukiman TKI yang bekerja di Malaysia. Kunjungan ini cukup mengagetkan para TKI yang bermukim di kawasan Subang Jaya, Kuala Lumpur, Malaysia.
Salah satunya adalah Tarwiti (42 tahun), TKI asal Banyuwangi tak menyangka rumah kontrakannya, bakal dikunjungi Menaker Hanif. "Assalamu ´alaikum, Bu, Perkenalkan saya Menteri Tenaga Kerja , Hanif Dhakiri mohon izin bertamu ke rumah ibu," kata Menaker Hanif yang didampingi istrinya, Marifah saat memasuki rumah Tarwiti yang terletak di lantai 3 rusunawa tersebut.
"Oh ya pak, silahkan silahkan masuk pak menteri, maaf pak agak berantakan rumahnya," kata Tarwiti.
Tarwiti pun lalu memanggil suaminya sambil menggelar karpet dan menyediakan minuman alakadarnya. "Terima kasih atas kunjunganya pak, kami tak menyangka pak menteri bersedia datang mengunjungi rumah kontrakan kami ini," kata Tarwiti.
Tarwiti menceritakan dirinya beserta suaminya telah 15 tahun mengadu nasib sebagai TKI dengan profesi penata laksana rumah tangga (PLRT). Suaminya pun bekerja sebagai tenaga pembersih di rumah-rumah warga negara Malaysia.
"Alhamdulillah, kami beruntung mendapatkan majikan yang memperbolehkan kami pulang, sehingga kami bisa pulang ke rumah kontrakan ini," kata Tarwiti yang memiliki 2 anak tersebut.
Dikatakan Tarwiti, selama ini, keluarganya mengontrak rumah seluas 50 meter itu dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi seharga 600 ringgit dengan tambahan 150 ringgit untuk air dan listrik. Tarwiti yang berpenghasilan sekitar 1.200 ringgit ini mengaku hidup hemat agar bisa mengirim uang ke kampung halamannya.
"Kami sih kepengennya kalau sudah tua bisa kembali ke kampung halaman di Banyuwangi. Makanya kami kerja keras dulu di Malaysia ini untuk mencari modal," kata Tarwiti.
Hanif pun bercerita menceritakan dirinya sedang melaksanakan kunjungan kerja selama 3 Hari ke Malaysia pada Kamis-Sabtu (18-20 Desember). Kunjungan kerja ini bertujuan membahas upaya-upaya mempercepat proses pemulangan TKI Ilegal di Malaysia.
"Pemerintah ingin para TKI yang bekerja di Malaysia dan negara-negara lainnya agar menjadi TKI yang legal dan sah sehingga bisa bekerja dengan tenang dan tidak bermasalah. Kan tinggal lengakapi dokumen kerja dan ikuti prosedur resmi pemerintah saja," kata Hanif.
Dalam kesempatan itu Hanif Dhakiri pun memberikan nomor ponsel pribadinya kepada para TKI agar mereka bisa melakukan pengaduan langsung jika terjadi sesuatu. Hanif mengaku, pemerintah terbuka dan menampung semua masukan dari TKI maupun masyarakat terkait masalah perlindungan dan penempatan TKI.
Semua itu, kata Hanif, akan ditindaklanjuti dengan kebijakan pemerintah. "Silakan bapak-bapak dan ibu-ibu, kalau ada masalah dan ingin mengadu bisa langsung laporkan melalui sms ke nomer handphone saya ya. Silahkan dicatat ini nomernya," kata Menaker Hanif dalam siaran pers yang diterima Gresnews.com, Minggu (22/12).
Sekitar 100 an orang TKI pun langsung mencatat nomer handphone menteri dan langsung minta berfoto dan berselfie ria. "Terima kasih atas kunjungannya Pak. Semoga bapak tetap semangat dan amanah dalam bekerja. Titip salam buat Pak Presiden Jokowi dari kami para TKI yang bekerja di Malaysia," kata para TKI.
- Rp7,6 Miliar Gaji Pekerja Indonesia di Arab Saudi Dikemplang Majikan
- DPR Sahkan UU Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
- DPR Temukan Pengiriman TKI Ilegal Masih Marak
- Pemda Harus Dilibatkan dalam Perlindungan Buruh Migran
- Indonesia Punya Posisi Tawar Kuat Lindungi TKI
- Layani TKI Pemerintah Bangun Layanan Satu Pintu (LTSP) di Sambas
- Lagi, Terjadi Kasus Penganiayaan TKI di Arab Saudi