GRESNEWS.COM - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa melempar sinyal politik kepada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto Djojohadikusumo untuk berduet dalam Pemilu 2014. Kata kuncinya adalah visi ekonomi yang cocok yakni ekonomi kerakyatan. Hatta merasa ia dan Prabowo bergandengan visi dalam hal itu.

Sinyal disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian itu dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (3/3). "Visi ekonomi kami cocok. Kami memiliki persamaan pentingnya mengembangkan ekonomi kerakyatan yang betul-betul berorientasi membangun masyarakat," kata Hatta.

Namun pakar komunikasi politik dan analis politik masih berhati-hati untuk menangkap maksud dan arah dari sinyal yang dilemparkan oleh ayah dari Rasyid Rajasa itu.

"Semua orang akan berani bicara seperti itu untuk penjajakan," kata pakar komunikasi politik Effendi Gazali kepada Gresnews.com di Jakarta, Minggu (3/3).

Namun, Effendi mengatakan bila pernyataan Hatta itu ditafsirkan sebagai sinyal untuk bersama-sama dalam Pemilu 2014, hal itu bisa saja. "Tapi tetap dilihat posisi akhirnya. Apakah saling melengkapi ideologi partai dan menambah angka buat kemenangan," katanya.

Pengamat politik dari Public Institute Karyono Wibowo mengartikan pernyataan Hatta Rajasa merupakan sinyal kuat Hatta untuk berpasangan dengan Prabowo. Tetapi, menurutnya, justru Prabowo yang berhitung apakah ia bersedia berpasangan dengan Hatta, kecuali kondisinya terpaksa. "Jika Prabowo tidak mendapatkan pasangan dan tidak mendapatkan suara yang signifikan," kata Karyono mengenai kondisi terpaksa itu.

Karyono berpendapat, bila Prabowo dan Hatta berpasangan, justru citra Prabowo yang akan semakin terpuruk padahal Prabowo saat ini sedang menaik elektabilitasnya. Hatta ingin sekali berpasangan dengan calon yang benar-benar kuat seperti Prabowo. "Hatta sadar dirinya lemah dan elektabilitasnya menurun terus," katanya.

Sejumlah lembaga survei telah lama menggadang-gadang sosok Hatta maupun Prabowo. Pada survei yang dihelat oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) 6-19 Juli 2012, Prabowo berada di posisi teratas elektabilitas capres 2014 dengan 14,5%. Hatta di urutan tujuh dengan 1,6%.

Sementara Indonesia Network Election Survey (INES) pada survei 5-21 Oktober 2012 malah lebih tegas lagi memajang duet Prabowo-Hatta di urutan pertama sebagai calon paling berpeluang dari segi elektoral. Hatta adalah capres etnis non-Jawa paling berpeluang dengan tingkat keterpilihan 28,6%, sedangkan Prabowo adalah capres etnis Jawa yang kuat dengan tingkat keterpilihan 33,4%. Jumlah responden survei adalah 6.000 orang.

Kendati begitu, Prabowo bukan tanpa noda. Isu pelanggaran HAM masa lalu masih menghantuinya (Baca: Ikhtiar Denny Indrayana Dicurigai). (LAN/GN-01)

BACA JUGA: