JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengatakan pasca bentrokan anggota kepolisian dengan TNI, kedua aparat keamanan ini akan menjalin hubungan dengan mengadakan ‎latihan dan pendidikan bersama. Hal itu untuk membentuk karakter kebangsaan dalam diri setiap anggota Polri dan TNI.‎

"Iya untuk menjalin hubungan inikan sebenarnya kita ada latihan bersama kemudian itu pendidikan awal pembentukan karakter bangsa, pembentukan disiplin ini kita samakan, sedang dihitung, apakah 3 bulan 4 bulan, tidak sampai satu tahun," katanya di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (26/11).

‎Sutarman memastikan, hal itu akan dilaksanakan di Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan itu ditujukan untuk perwira dari kedua institusi karena kapasitas untuk peserta yang sudah terlalu banyak.

"Di Magelang yang paling luas tempatnya. Tidak mungkin semua karena kita terlalu banyak. Karena Brigadir itu 2.000 jadi bahkan 20.000 ribu tahun ini‎," jelasnya.

Menurut Sutarman, latihan dan pendidikan bersama itu adalah langkah baik untuk mengatasi dan mencegah konflik. Pasalnya, sepanjang konflik itu tidak dibawa ke ‎masing-masing institusi masih bisa diselesaikan.

"Yang jadi persoalan itu kalau komandannya ikut-ikutan mendukung apa yang dilakukan oleh anak buah, komandan harus bisa mengatur anak buah. Apapun bentuknya kalau konflik itu tidak dibenarkan," imbuh dia.‎

Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar tidak sepakat dengan rencana latihan dan pendidikan bersama tersebut. Menurutnya sejak reformasi tahun 2001‎ pendidikan Polri dipisahkan dari TNI khususnya di Akademi ABRI, dengan pemikiran agar perilaku dan pendekatan tugas polisi di masyarakat tidak militeristik.

"‎Dua lembaga tersebut memiliki tugas yang sangat berbeda, polisi sebagai penegak hukum sedangkan TNI tugasnya perang. Perilaku polisi yang militeristik itu sudah cukup lama terbentuk sejak zaman Orba yang hingga kini masih belum hilang, lho kok mau disatukan lagi," katanya saat dihubungi Gresnews.com, Rabu (26/11).

Bambang tegas mengatakan bahwa hal itu sama saja dengan mengingkari reformasi di tubuh Polri. Pria yang juga mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini juga mengimbau Kapolri dalam hal latihan pun juga tidak sama antara Polri dan TNI.

"Polisi itu lebih ditekankan pada latihan untuk kemahiran perorangan terutama dalam olah hukum tidak sama dengan latihan militer yang menekankan pada olah tempur. Ini sekadar mengingatkan Pak Kapolri,"‎ kata Bambang.

BACA JUGA: