JAKARTA, GRESNEWS.COM - Para netizen, alias warga jagat maya pengguna jejaring sosial beranggapan kesalahan manajemen distribusi pemerintah patut diduga menjadi biang kerok utama melambungnya harga beras secara tidak wajar dalam beberapa hari terakhir. Hasil ini didapat dari polling yang dilakukan oleh Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI) melalui website www.uneg2politik.com.

Polling yang dilakukan sejak 2 Maret 2015 pukul 00.00 hingga 3 Maret 2015 pukul 17.00 menempatkan kesalahan manajemen distribusi sebagai jawaban teratas. Empat jawaban pada polling ini diambil dari pesan komunikasi presiden, wakil presiden dan beberapa pengamat yang terliput media saat menyikapi ‎melambungnya harga beras secara tak wajar belakangan ini.

"Selain kesalahan manajemen, tiga jawaban lainnya adalah permainan mafia, mundurnya masa panen dan kegagalan pemerintah menjaga kestabilan harga," kata Hendri Satrio Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina dalam siaran pers yang diterima Gresnews.com, Selasa (3/3).

Hendri yang juga menjadi juru bicara Kedai KOPI mengatakan, dalam polling ini, ada 406 Netizen yang berpartisipasi. Polling tersebut menyajikan pertanyaan tunggal: "Menurut Anda apa yang menyebabkan kenaikan harga beras tidak wajar?" Ada empat opsi jawaban yang disajikan yang bisa dipilih para netizen.

Dari keempat jawaban itu, opsi "kesalahan manajemen distribusi" menempati urutan pertama dengan meraih 178 jawaban (43,8%). Di urutan kedua adalah "permainan mafia" yang memperoleh 153 suara netizen (37,7%).

Ketiga adalah opsi "mundurnya masa panen" yang dipilih oleh 52 orang netizen (12,8%). Di urutan terakhir adalah opsi "kegagalan pemerintah menjaga stabilitas harga" dengan 23 suara netizen (5,7%).

"Ini merupakan hasil opini dari publik menyikapi kenaikan harga beras secara tidak wajar‎ sebagai masukan kepada pemerintah," ujar Hendri menegaskan.

Dia mengatakan, sebagai catatan dalam polling ini, ada perbedaan cara komunikasi politik antara SBY dan Jokowi menyikapi kenaikan harga beras. SBY pada tahun 2011-2012 langsung memerintahkan jajarannya untuk segera menstabilkan harga. "Sementara Jokowi memandang ini sebagai permainan mafia yang menginginkan pemerintah kembali mengimpor beras," tegas Hendri.

BACA JUGA: