JAKARTA, GRESNEWS.COM - Sejumlah pengamat memproyeksikan hasil keputusan Mahkamah Konstitusi tetap menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden ketujuh. Protes dari kubu Prabowo-Hatta hanya menepuk angin saja.

Pengamat Hukum Tata Negara Arnold Thenu meyakini keputusan yang diambil Mahkamah Konstitusi tidak akan berbeda dengan keputusan KPU yaitu menetapkan pasangan Joko Widodo serta Jusuf Kalla menjadi Presiden serta Wakil Presiden RI. Hal itu didasarkan perbedaan suara yang cukup signifikan antar kedua kandidat tersebut.

Selain itu ia menambahkan, adanya kecurangan secara masif yang dituduhkan kubu Prabowo hingga saat ini belum terbukti. Kecurangan yang ditunjukkan selama ini, belum cukup untuk merubah keputusan KPU mengenai kemenangan pasangan nomor urut dua tersebut.

"Masif itu kalau 10-20 juta (suara). Klo cuma 4 juta atau kurang itu bukan masif. Saya pikir sulit untuk Prabowo menang sengketa," ujar Arnold ketika diskusi "Mencermati Keputusan MK dan Dampak Politiknya" di Gallery Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/8).

Para saksi yang dibawa kubu Prabowo dalam sidang MK, juga tidak maksimal. Karena dalam pernyataan mereka ketika itu, para saksi belum bisa menunjukkan indikasi kecurangan yang masif sesuai dengan tudingan kubu Prabowo-Hatta. Tetapi meskipun begitu, berbagai kesaksian serta bukti-bukti tersebut juga sepatutnya menjadi pertimbangan MK dalam membuat keputusan.

Ia juga mengingatkan, MK harus memutuskan secara obyektif, karena keputusan itu berimbas langsung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi setelah kasus suap sengketa pilkada yang melibatkan mantan ketua MK Akil Muchtar, kredibilitas MK terus menjadi sorotan publik.

Hal senada diungkapkan pengamat politik Karyono Wibowo. Ia memperikirakan, keputusan MK juga tidak akan jauh berbeda dengan keputusan KPU yang menetapkan Jokowi-JK menjadi Presiden serta Wakil Presiden RI. Apalagi menurutnya, sebelum pilpres berlangsung, sejumlah lembaga survei juga memprediksi Jokowi-JK mengungguli pasangan Prabowo-Hatta.

"Hasil quick count pun demikian, dan ini membentuk logika publik pemenang pilpres Jokowi-JK," kata Karyono di acara yang sama.

Walaupun seandainya terjadi pemilihan suara ulang, ia memperkirakan hal tersebut juga tidak akan berpengaruh besar, karena masyarakat sudah beranggapan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang pilpres.

BACA JUGA: