JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta 2017 dapat dipastikan berlangsung dua putaran. Satu pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) - Sylvia Murni sudah melempar handuk setelah melihat survai hitung cepat dan perhitungan formulir C1 dari KPU Jakarta yang mencatat suara mereka dikisaran angka 17 persen saja.

Sejumlah strategi digadang-gadang kedua pihak yang tersisa yakni paslon nomor urut 2, gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan paslon nomor urut 3 Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Kedua paslon ini harus berhitung cermat mengingat putaran kedua ini memiliki aturan yang berbeda.

Tidak seperti putaran pertama pilkada, kampanye yang dilakukan para paslon kali ini hanya penajaman visi dan misi. Tak ada lagi kampanye terbuka seperti pada putaran pertama.

Selain ini untuk putaran kedua kendali sosialisasi paslon melalui iklan di media massa dan online dilakukan KPU DKI. KPU DKI mensosialisasi agar warga datang ke TPS menggunakan hak pilihnya. Sosialisasi tersebut dilakukan KPU DKI mulai 4 Maret hingga 15 April 2017.

Paslon calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah memiliki strategi dengan menyasar pemilih AHY untuk memenangkan putaran kedua. PDIP fokus kepada pemilik suara yang belum memilih pada putaran pertama.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan mengatakan tidak hanya fokus pada merebut suara Agus Harimurti Yudhoyono dalam pilkada putaran kedua nanti. "Pertama bagaimana merebut suara AHY. Kedua memanfaatkan suara pemilih yang belum memilih," kata Arteria di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (22/2).

Namun, Arteria mengakui lebih sulit menggaet pemilih yang belum memilih dibanding merebut suara pemilih AHY yang sebenarnya telah terlihat kecenderungan pilihannya. Selain akan memantapkan strategi untuk mendekati pemilih yang belum sempat memilih, pihaknya juga tengah melakukan pendekatan sejumlah partai pendukung AHY untuk membangun koalisi menghadapi putaran kedua nanti.

Karena itu, PDIP juga akan berjuang maksimal agar pemilih yang kemarin belum sempat memilih dengan memberika akses yang mudah. Menurutnya ada kelemahan pemahaman ditingkat TPS yang membuat banyak orang tak bisa memilih padahal suaranya sangat signifikan. Pemilih ini akan didekati dan diyakinkan dengan visi misi gubernur yang diusung.

Arteria menambahkan, pemilih DKI Jakarta memiliki keunikan sendiri dibanding pemilih daerah lain. Menurutnya, walaupun simpul-simpul suara telah dipastikan, tidak menjamin pula pemilih akan sesuai mengikuti simpul tersebut karena pemilih Jakarta itu lebih rasional dibanding daerah yang lain.

"Untuk DKI kita tidak bisa begitu karena pemilihnya rasional, cerdas, dan juga memilih dengan logika, tidak mudah dimobilisasi, tidak mudah dikatakan tokohnya merapat ke partai A atau paslon yang satu semua akan ikut," ujar Arteria.

Selain itu, Arteria juga mengungkapkan adanya ketidaksolidan partai koalisi menyikapi kasus yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama yang diusung PDIP. Dia menambahkan, aksi 411 dan 212 akhir tahun lalu sempat menggoyah barisan koalisi pendukung pemerintah. Namun bagi partai pengusung justru mendapat momentum mengonsolidasi kekuatan koalisi dan memperkuat barisan pendukung Ahok-Djarot.

"Jadi kami optimis lah. Kemarin kan kita mengalami tsunami politik mulai dari aksi demo 411, 212 sampai yang terakhir ini tetapikan tren pak Ahok makin naik, kita mendapatkan momen konsilidasi yang luar biasa," katanya.

PKB MASIH MENUNGGU - Abdul Kadir Karding politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan belum menentukan sikap kemana arah dukungan PKB pada putaran kedua nanti. Kemungkinannya masih sedang dikaji oleh elit partai sebelum memutuskan kemana dukungan diberikan.

Menurut Karding, ada banyak pertimbangan yang mesti dikaji pihak PKB. Karena ada suara yang belum seragam untuk mendukung Ahok atau Anies. Dia mengakui, di NU sendiri ada beragam tanggapan ada yang mendukung Anies dan ada pula pro Ahok.

"Kami sedang meminta masukan. Kemarin Ketua Umum bilang seminggu ke depan akan pastikan," ungkap Karding di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (22/2).

Terkait dengan tindakan PDIP yang menyatakan akan menggoda partai pendukung AHY pada putaran pertama, apakah skema koalisi pendukung pemerintah akan ditarik ke kontestasi politik DKI Karding hanya menjawab diplomatis. Menurut Karding, soal pilihan tersebut cukup dipahami partai PDIP.

Sejauh ini, sambung Karding, masih berkomunikasi baik dengan partai pendukung penguasa di tingkat nasional. "Enggak ada sih. Kita selama ini berkomunikasi baik kok sama teman teman. Dan teman teman memahami kita ke paslon dua atau tiga," tegasnya.

BACA JUGA: