JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pengamat Politik Universitas Nasional Ganjar Razuni menilai, tidak ada intervensi kepentingan dari pihak eksternal pada konflik internal Partai Golkar. Menurutnya, konflik itu merupakan perebutan kekuasaan kepemimpinan antara kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.

"Tidak ada intervensi eksternal, di zaman demokrasi seperti ini kan kalau ada intervensi eksternal itu mudah sekali dibaca, saya kira pemerintahan Joko Widodo juga tidak melakukan intervensi-intervensi kepada internal partai politik Golkar, masalah sebenarnya rivalitas perebutan kepemimpinan," katanya saat dihubungi Gresnews.com, Senin (22/12).

Saat disinggung soal kepentingan KMP dan KIH merebut Golkar, Ganjar berpendapat, sebaiknya kedua koalisi tersebut dibubarkan. Dia menganggap KMP dan KIH sudah menghambat proses demokrasi di lembaga legislatif.

"Menghambat demokratisasi dalam pengertian seperti ini, kedaulatan anggota terganggu, karena anggota tidak bisa berbicara sebagai anggota maka dia harus ikut pimpinan KMP atau KIH, itu yang saya maksud mereduksi otonomi anggota DPR dalam tirani birokrasi KMP dan KIH dan menurut saya itu satu kemunduran," ujar dia.

Ganjar melanjutkan, tanpa kedua koalisi tersebut, fungsi-fungsi yang ada di DPR akan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Justru dengan adanya kedua koalisi tersebut terciptanya oligarki dan tirani birokrasi di DPR.

"Tanpa KMP dan KIH fungsi-fungsi anggota dewan tetap berjalan. Spektrum demokrasi itu adalah parlemen, parlemen itu penting karena proses demokrasi, dengan adanya KMP dan KIH terwujud apa yang saya sebut oligarki dan tirani maka terjadi birokrasi," tandas Ganjar.

‎Sementara itu, Direktur Solusi Untuk Negeri (SUN) Institut Andrianto mengatakan, secara hitungan politis dan secara matematis, sulit bagi Agung merebut kekuasaan di Golkar. Meski pemerintah mengintervensi karena menurutnya sosok Agung yang antagonis sekaligus pembela pemerintah tentu sulit diterima jajaran Golkar.

Selain itu Andrianto menilai, KMP akan tetap berjalan sebagai oposisi pemerintah walaupun Golkar berhasil direbut kubu Agung yang secara terang-terangan menyatakan mendukung pemerintah. "Pun demikian KMP tentu tidak bergantung hanya pada Golkar karena KMP ini kan politik pilpres yang masa edarnya sangat temporer," katanya.

BACA JUGA: