JAKARTA, GRESNEWS.COM - Manuver politik menjelang digelarnya pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang semakin berliku dan sulit diprediksi. Hingga kini, baru dua partai yang sudah ajek menegaskan sikap untuk berkoalisi, yaitu PDIP dan Nasdem. Sementara partai tiga besar pemilu legislatif lainnya seperti Golkar dan Gerindra masih mencari mitra yang pas untuk membentuk koalisi.

Di tengah situasi seperti ini, politisi gaek yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN Amien Rais melancarkan manuver tak terduga dengan mendekati tokoh-tokoh partai Islam dan partai nasionalis. Dengan manuver politiknya ini, Amien menegaskan, dia ingin membentuk sebuah koalisi besar yang dia namakan koalisi "Indonesia Raya".

Setelah sebelumnya menghelat pertemuan antara lima parpol Islam dan sejumlah utusan ormas Islam di kediaman milik pengusaha Hasyim Ning di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (17/4) malam, Amien meneruskan manuvernya dengan menggelar pertemuan bersama Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Kabarnya, pertemuan itu masih dalam rangka pembentukan koalisi "Indonesia Raya".

Isu akan dibentuknya koalisi yang mirip poros tengah di masa awal reformasi tahun 1999 ini tidak dibantah oleh petinggi PAN. Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo hanya mejawab diplomatis ketika ditanyakan soal isu itu. "Saya tidak bisa mengkonfirmasi pertemuan tersebut," kata Dradjad, Jumat (18/4).

Gagasan koalisi Indonesia Raya sendiri sudah dijabarkan Amien di pertemuan 5 parpol Islam dan ormas Islam yang digelar di rumah Hasyim Ning. Amien menjabarkan konsep baru koalisi ini akan sangat kuat. "Saya mengusulkan poros tengah nggak usah dipakai lagi.

Alasannya karena konotasi agak sempit dan konteksnya sudah lepas itu adalah satu dekade lalu," kata Amien Rais. "Saya mengusulkan istilah yang lebih merangkul semua anak bangsa yaitu koalisi Indonesia raya," imbuhnya.

Pertemuan yang dihadiri tokoh 5 partai Islam yakni PAN, PKS, PKB, PPP, dan PBB ini pun membawa kesepakatan penting untuk bekerjasama. Meski belum deal koalisi, namun sudah ada konsep kerjasama untuk ´Greater Indonesia Raya´.

Usulan nama koalisi dari Amien Rais ini menarik. Sebab, nama Koalisi Indonesia Raya memiliki kemiripan dengan nama Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra yang mengusung capres Prabowo Subianto. Saat ini, PAN pun tengah gencar menawarkan ketua umumnya Hatta Rajasa sebagai cawapres kepada partai lain, salah satunya Gerindra, sehingga muncul wacana ´Prabowo Berjasa´

Jauh sebelum usulan Amien ini, PKS juga pernah mewacanakan gagasan terbentuknya koalisi parpol Islam plus Gerindra. Adalah wasekjen PKS Refrizal yang mengusulkan seluruh partai Islam bersatu untuk membentuk koalisi, tapi ditambah satu yakni Gerindra. "Usulan saya adalah ´plus Gerindra´, menindaklanjuti usulan Pak Tifatul Sembiring soal koalisi partai Islam," kata Refrizal, beberapa waktu lalu.

Namun Refrizal buru-buru menyatakan hal itu masih sebatas permisalan. "Misalnya dengan Gerindra, harus mencari titik temu dan kebersamaan," jawab Refrizal.

Sinyalemen PPP juga tak kalah kuatnya. Pada beberapa kali kesempatan, sejumlah politisi PPP menyuarakan pentingnya koalisi parpol Islam. Namun ditambah parpol nasionalis lainnya, seperti Gerindra. Ketua Umum PPP Suryadharma Ali bahkan secara eksplisit mendukung pencapresan Prabowo Subianto.


Gagasan koalisi "Indonesia Raya" sediri memang muncul dari adanya desakan beberapa ormas Islam agar partai-partai Islam yang beroleh suara cukup signifikan dalam pemilu legislatif kemarin, bersatu. Permintaan itu salah satunya disampaikan oleh Ketua Pelaksana Forum Koalisi Politik Islam Ustadz Bachtiar Nasir, saat pertemuan Kamis malam itu. Forum ini memang diprakarsai oleh Prof. Dr. Din Syamsuddin, KH. Cholil Ridwan & Ust. Bachtiar Nasir yang hadir di pertemuan tersebut.

Ketua Tim Pelaksana Koalisi Politik Islam, Bachtiar Nazir mengatakan pertemuan ini untuk mengukuhkan koalisi politik Islam menjelang pemilihan presiden 9 Juli mendatang. Sejumlah pimpinan "Memang tidak mudah, mengingat mereka punya komitmen kontrak politik masing-masing. Tugas kami membawa aspirasi umat Islam," kata Bachtiar kepada Gresnews.com, Kamis (17/4) kemarin.

Ia menambahkan, parpol harus berhenti melakukan kontrak dengan parpol nasionalis. Jangan sampai parpol Islam ini terjebak dalam matematika politik dan mementingkan ego individunya masing-masing. Sebab, gabungan suara 32 persen parpol Islam bisa membentuk koalisi kuat. "Dengan bersatu parpol Islam akan kuat" ujarnya.

Hanya saja gagasan itu kemudian diperluas oleh Amien. Dia mengatakan, daripada membentuk kaukus parpol Islam lebih baik membentuk koalisi antara parpol Islam dengan parpol nasionalis dalam kerangka koalisi "Indonesia Raya". Idenya memang mirip poros tengah, namun Amien mengusulkan nama itu jangan dipakai lagi.

Koalisi ini, kata Amien, berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945, agar negara ini bisa bersatu, berdaulat, adil dan makmur. "Koalisi Indonesia Raya itu acuannya pada Pancasila dan UUD 45, dari partai nasionalis itu nanti digabungkan dengan kelompok poros tengah, " kata pendiri PAN ini.

Gagasan ini muncul, kata Amien, karena hasil perolehan pada Pileg 9 April 2014, dimana parpol Islam hanya mendapatkan perolehan suara yang sangat rendah dan tidak memungkinkan untuk bersatu. Ia pun menegaskan, parpol Islam tidak akan bisa memikul beban nasional sendirian, harus gabung dan kerjasama. "Koalisi Islam terlalu kecil mas yah, koalisi Islam itu hanya 35% tidak bisa," tegasnya.

Akan tetapi, Amien Rias selaku penggagas poros tengah ini mengaku dalam pertemuan itu dirinya tetap akan berkonsolidasi guna menyamakan visi dalam konteks kemajuan bangsa Indonesia kedepan. "Iya kita ini silaturahim dan tetap akan konsolidasi nanti di dalam," tuturnya.

Pada pertemuan ini sejumlah pimpinan ormas Islam yang diundang antara lain Din Syamsuddin (Ketua MUI Pusat), KH Said Aqil Siraj (Ketua PBNU), KH Hasyim Muzadi (Dewan Pembina PBNU), KH Mustofa Bisri (Dewan Pembina PBNU), KH Salahuddin Wahid (Dewan Pembina PBNU). Ada juga tokoh seperti KH Didin Hafidhudhin (Ketua Dewan Syariah Nasional), Muhammad Jusuf Kalla (Ketua Dewan Masjid Indonesia).

Turut hadir beberapa ulama seperti KH Muhammad Arifin Ilham (Pimpinan Majelis Azzikra), KH Abdullah Gymnastiar (Pimpinan Daarut Tauhid), Ustadz Yusuf Mansur (Pimpinan PonPes PPPA Darul Qur’an). Ada pula tokoh seperti Habib Rizieq Shihab (Imam Besar FPI), dan Muhammad Syafii Antonio (Praktisi Ekonomi Islam).

Sementara dari kalangan parpol Islam, ada Anis Matta (PKS), Muhaimin Iskandar (PKB), Hatta Rajasa (PAN), Amien Rais (PAN), Suryadharma Ali (PPP), Hamzah Haz (PPP), Yusril Ihza Mahendra (PBB), Rhoma Irama (PKB), Ahmad Heryawan (PKS), Hidayat Nur Wahid (PKS). (dtc)

BACA JUGA: