JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kekisruhan di DPR-RI yang berujung adanya pimpinan DPR tandingan mendapatkan tanggapan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kepada wartawan yang mencegatnya seusai melaksanakan salat Jumat di Masjid Baiturrahim, kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Presiden Jokowi mengatakan, akan lebih baik kalau DPR bersatu. "Akan lebih baik kalau kita bersatu," tegas Jokowi seperti dikutip situs setkab.go.id, Jumat (31/10).

Presiden menekankan, akan lebih baik kita ini menjaga persatuan dan kesatuan. Ia meyakini, rakyat Indonesia akan mencontoh wakilnya di parlemen jika mereka menjaga kesatuan dan mengambil keputusan secara musyarawah untuk mufakat. "Ini akan dicontoh rakyat," tegas Jokowi.

Sebagaimana diketahui sejumlah partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada Jumat (31/10) ini membacakan pernyataan mosi tidak percaya kepada pimpinan DPR-RI. Mereka juga memilih pimpinan DPR baru sebagai pimpinan DPR- tandingan.

Sikap KIH itu diambil akibat ketidakpuasan atas kepemimpinan fraksi-fraksi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih, yang dinilai tidak demokratis dalam menjalankan kepemimpinan di DPR-RI.

Terkait hak itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendesak kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) untuk memberi sanksi kepada para pencetus DPR tandingan versi Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Fahri menilai anggota DPR tandingan telah melakukan perbuatan ilegal dan digolongkan makar. "Para perbuatan dualisme struktur DPR harus ditangkap dan ditiadakan," katanya di Senayan, Jakarta, Jumat (31/10).

Landasannya, menurut Fahri, negara tidak mengenal aturan pemerintahan dualisme. Ia memberi analogi seseorang yang menyusup ke istana negara dan tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai presiden.

Tentu presiden yang disahkan lembaga terkait dan dipilih oleh rakyat mempunyai hak melakukan penyelesaian. "Tidak ada aturan untuk menjawab dualisme, karena tak ada aturannya penyelesaian orang itu ditangkap atau bahasa kasarnya ditiadakan," ujarnya di Senayan, Jumat (30/10).

BACA JUGA: