JAKARTA, GRESNEWS.COM -  Pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang berkukuh tak akan menghentikan aksi spionase di Indonesia akan kembali memperkeruh hubungan dengan Indonesia yang tengah dalam proses rekonsiliasi.

Menurut pengamat militer Universitas Padjajaran Anak Agung Banyu Perwita, pernyataan Abbott tersebut akan menurunkan kembali hubungan Indonesia-Australia yang mulai membaik. Enam langkah rekonsiliasi yang disepakati akan terganggu.  Tidak hanya itu, pernyataan itu seperti akan menyulut kemarahan dari masyarakat. "Akan banyak respons negatif dari masyarakat, karena itu pemerintah perlu mengambil langkah tegas menyikapi ini," kata Anak Agung kepada Gresnews.com, Sabtu (12/7).

Respons tegas dari pemerintah diperlukan agar Australia benar-benar mendengarkan Indoensia. Bisa saja, sebagai respons atas pernyataan tersebut, pemerintah Indonesia meminta Duta Besar Australia untuk Indonesia dan pejabat diplomatnya untuk keluar dari Indonesia. Ketegasan pemerintah penting untuk menerapkan asas resiprokalitas.

Menurut Anak Agung, aksi spionase suatu negara lazim terjadi. Hanya saja yang menjadi soal adalah saat pernyataan tersebut dilakukan terbuka dan disampaikan kepada media. Karena itu, pemerintah Indonesia dalam hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus segera meminta klarifikasi maksud pernyataan tersebut. "Panggil Dubes Australia untuk pertanyakan pernyataan tersebut," kata Anak Agung.

Pernyataan Abbott juga mendapat respons dari parlemen Indonesia. Anggota Komisi I DPR RI Tantowi Yahya menilai pernyataan tersebut kontraproduktif di tengah rekonsiliasi hubungan kerja sama Australia dan Indonesia. Apalagi pernyataan itu dikeluarkan beberapa hari setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Australia ke Indonesia.

Politisi Partai Golkar ini menyayangkan bila proses rekonsiliasi hubungan Australia dengan Indonesia terganggu. Tidak hanya hubungan pertahanan dan keamanan yang bakal terkena imbasnya, dampaknya bisa pada hubungan di sektor lain. "Statement itu kontraproduktif," tegas Tantowi kepada Gresnews.com, Sabtu (7/12).

Seperti diketahui, pada Jumat (6/12), Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengeluarkan pernyataan yang kontroversial terkait tahapan perbaikan hubungan dengan Indonesia pasca-isu penyadapan. Ia menyatakan tak akan menghentikan kegiatan mata-mata di Indonesia. "Tidak," kata Abbott menjawab pertanyaan sang penyiar radio Fairfax itu yang dilansir AFP, Sabtu (7/12).

Alasan Abbott tak akan menghentikan aksi mata-matanya di Indonesia itu karena Indonesia juga akan tetap melakukan kegiatan mata-mata di Australia.  "Dan pasti mereka (Indonesia) juga tak setuju untuk berhenti melakukan kegiatan intelijen di Australia," ujar Abbott. (Ainur Rahman/GN-02)

BACA JUGA: