JAKARTA, GRESNEWS.COM - Partai Amanat Nasional(PAN) dinilai akan sulit berganti haluan mendukung pemerintahan Jokowi-JK, menyusul kalahkannya pasangan Prabowo-Hatta yang mereka dukung. Sebab PAN memiliki beban moral yang luar biasa untuk tetap konsisten berada dikoalisi merah putih,mengingat calon wakil presiden yang mereka usung berasal dari partai mereka. “Tidak mungkin ditinggal begitu saja,” kata pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (23/8).

Siti mengatakan PAN sedang mempertaruhkan beban solidaritasnya saat ini untuk tetap konsisten. Kecuali kalau Hatta Rajasa tidak lagi menjadi ketua umum. Lanjutnya, mereka ingat bahwa nasib pada pemilu 2019 akan ditentukan juga dari kondisi politik saat ini. Sehingga menurutnya kalau mereka sembrono atau tidak konsisten justru akan menunjukkan pada publik kalau partainya adalah partai yang tidak punya dignity.

Menanggapi hal di atas, Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo mengatakan sikap PAN memang bergantung pada rapat kerja nasional (rakernas) yang diadakan tiap tahun. Pada 2014, PAN telah melaksanakan rakernas sebelum pilpres. Sehingga untuk sikap PAN selanjutnya akan bergantung pada rakernas 2015. Ia menegaskan partainya tidak akan melarang kader nyayang melakukan komunikasi ataupun mendukung Jokowi-JK.

“Budaya demokrasi di PAN sudah sangat tinggi," kata Drajat. Ia mengungkapkan Pada 2009 ia mengaku bertugas di JK-Wiranto, PAN saat itu di kubu SBY dan oke-oke saja. Bahkan dirinya menjadi wakil ketua umum.
Ia mengatakan saat ini dari individu PAN juga ada yang di Jokowi-JK. Menurutnya Selama bukan pengurus ada fleksibilitas. Walaupun dari sisi etika berbeda dengan 2009. "Pada 2009 yang maju bukan kader PAN, yang maju sekarang ketua umum PAN. Tentu bobotnya berbeda sekali,” jelasnya.

Lebih lanjut, Drajad menjelaskan koalisi merah putih yang dikatakan permanen tentu tidak akan abadi. Lanjutnya, organ tertinggi dari koalisi merah putih diantaranya PPP, Golkar, PAN akan mengadakan rapat, begitu juga dengan PDIP, Nasdem, dan PKB. Menurutnya, dari hasil rakernas ataupun muktamar partai-partai tersebut tentu juga akan mengalami dinamika di internal partainya.

“Jangan berspekulasi di koalisi merah putih saja, karena di koalisi kubu Jokowi dinamikanya juga sangat tinggi. Bisa saja dalam keadaan tertentu ada bagian dari teman-teman PKB, Hanura, dan Nasdem bersama kita, bukan tidak mungkin,” ujar Drajad.

BACA JUGA: