JAKARTA, GRESNEWS.COM - Ketua Dewan Pimpinan Pusat partai Golkar (DPP Partai Golkar) Yoris Raweyai mengakui tengah menggalang para petinggi dan kader-kader Golkar lainnya untuk melakukan dan memikirkan nasib partai Golkar kedepan. "Kita akan lakukan perubahan ditubuh Golkar, saya sudah komunikasi dengan para ketua DPP, senior, Majelis untuk evaluasi partai" ungkapnya.

Yoris mengakui fenomena internal Golkar saat ini meminta partai agar segera melakukan rapat internal untuk mendesak tanggung jawab secara moral atas tidak tercapainya target suara pemilihan legislatif, untuk bisa berkuasa dan memimpin di pemerintahan. Namun target perolehan suara Golkar pada pemilu 2014 meleset dari 30 persen akhirnya hanya mendapatkan 14 persen. "Saya minta target 30% karena Golkar harus bisa dipemerintahan dan berkuasa," ujarnya saat Dialog politik "Menebak arah angin parpol hadapi Pemilu 2014: Diantara Pesimis dan Realistis".

Sebagai Kader, Yoris mengatakan, dirinya prihatin dengan kondisi Golkar sekarang, penetapan Aburizal Bakrie (ARB) sebagai Capres dinilai sangat tidak realistis dan tidak rasional. Padahal kata dia, Golkar mengusung Ical berharap untuk meningkatkan elektabikitas partai. Namun yang terjadi malah sebaliknya. "Kami angkat ARB untuk meningkatkan elektabilitas partai, namun yang terjadi malah sebaliknya, elektabilitas partai yang cukup signifikan sedangkan ARB semakin Down. Akhirnya partai yang kena imbasnya," jelas dia.

Sementara itu Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing meminta
Ketua Umum Partai Golkar yang juga calon presiden (capres) Partai Golkar, Aburizal legowo mengurungkan niatnya menjadi capres dalam Pilpres 2014 sekaligus turun dari kursi ketua umum. Pasalnya, ARB dinilai sudah tidak mampu lagi membawa elektabilitas Partai Golkar ke arah yang cukup memuaskan. "Tanggung jawab moral, seharusnya ARB legowo, sudah saatnya ARB menyatakan mundur dari ketua umum," kata Emrus di acara Dialog politik  tersebut.

Menurut Emrus, partai Golkar juga harus realistis melihat kenyataan yang diperoleh partainya pada perolehan suara Pilleg kemarin. Jika partai berlambang beringin itu tetap ngotot untuk mengusung ARB alias Ical pada pilpres mendatang, maka hal tersebut justru akan memuluskan langkah capres PDI Perjuangan, Joko Widodo menuju kursi Presiden.

"Kalau dipaksakan justru memuluskan Jokowi jadi presiden. Analoginya begini, Mike Tyson vs Elias Pikal, kalau itu di konfrontir di arena tinju maka Mike Tyson akan menang, kecuali ada pukulan yang tiba-tiba dari Elias. Sudah saatnya Golkar terutama ARB legowo," jelasnya.

Meskipun Golkar telah banyak beriklan di media, tetapi hasilnya elektabilitas ARB tidak kunjung meningkat. Faktor kegagalan ARB, lanjut dia, pada pileg lalu tidak terlepas adanya pemberitaan negatif di media dan kasus-kasus yang masih menghantuinya seperti kasus Lumpur Lapindo di Sidoarjo yang tak kunjung usai.

Realitas tersebut, kata Emrus, membuat Golkar pesimis dan tidak realistis mengusung calon presiden. Sebab sulit untuk Ical  memaksakan bertarung pada pemilihan presiden. "Kredibilitasnya tidak tinggi meskipun diblow-up sedemikian rupa. Masyarakat jadi memaknai dan tidak memilih Ical. Belum lagi isu Lapindo di Sidoarjo, terus adanya videonya dia dengan beberapa Artis yang ke maladewa," terang Emrus.

BACA JUGA: