JAKARTA, GRESNEWS.COM – Jubir koalisi Merah putih, Tantowi Yahya menjelaskan maksud pertemuan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan koalisi merah putih di Cikeas. Ia mengatakan pertemuan tersebut hanya berlangsung selama satu setengah jam. Jelasnya tidak semua ketua umum partai koalisi merah putih yang hadir, sehingga sebagian diwakili sekretaris jenderalnya.

Ia mengatakan pada pertemuan itu SBY menjelaskan paska adanya keputusan Mahkamah Konstitusi memang secara sengaja tidak membuat statement politik untuk kebaikan bersama. Lanjutnya, SBY juga menjelaskan pada koalisi merah putih bahwa pertemuannya dengan Jokowi di Bali juga murni membahas persoalan bangsa misalnya terkait dengan kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM).

"SBY bilang tidak ada deal yang dibuat pada pertemuannya dengan Jokowi. Itu murni sikap kenegaraan dia sebagai presiden yang sebentar lagi akan mentransfer kekuasaannya," kata Tantowi yang juga sebagai wakil ketua Komisi I fraksi Golkar ini di Gedung Nusantara II DPR, Jakarta, Selasa (2/9).

Ia menambahkan SBY juga mendorong koalisi merah putih agar bisa menjadi kekuatan politik penyeimbang. Tambahnya, koalisi merah putih diharapkan juga dapat mendukung program Jokowi-JK ke tatanan yang lebih maju. "Koalisi merah putih bisa jadi penyeimbang yang akan datang dengan solusi," lanjutnya.

Sebelumnya SBY mengadakan pertemuan dengan petinggi-petinggi partai politik koalisi merah putih di Cikeas. Hari ini SBY menjelaskan pertemuannya di Cikeas sebagai presiden dan pimpinan partai Demokrat. Ia mengapresiasi koalisi merah putih yang telah mengakui hasil pemilu. Ke depan ia berharap koalisi merah putih bisa menjadi penyeimbang di parlemen.

Lanjutnya, ia memahami keinginan koalisi merah putih untuk berperan dalam pemerintahan Jokowi-JK. Ia mengatakan koalisi merah putih bisa menjadi bagian dari check dan balances agar pemerintah mendatang berjalan kea rah yang benar.

Namun pertemuan Koalisi Merah Putih dengan Presiden itu tidak dihadiri mantan capres Prabowo Subianto dan Ketum Golkar Aburizal Bakrie. Tentu saja hal itu menimbulkan beragam prasangka. Tantowi mengatakan Prabowo dan Ical memang sedang berada di luar Jakarta.

"Pak Prabowo ke luar kota, Pak Ical ke luar negeri," kata Tantowi.

Ia menuturkan, agenda Prabowo maupun Ical sudah lama dijadwalkan, sehingga tidak bisa diubah karena ada undangan lain meski dari Presiden SBY.

Nah, soal undangan yang terkesan mendadak itu, Tantowi menilai hal yang wajar. "Kalau diundang Presiden tidak ada kata mendadak," ujarnya.

Lalu, apakah Prabowo dan Ical sudah mengetahui soal pertemuan dengan‎ SBY? "Ya Iya, semua atas pengetahuan ketua umum. Tapi Pak Ical sudah lama jadwalnya ke luar negeri," jawabnya.

Sebelumnya, dalam pertemuan selama 1 jam itu, Koalisi Merah Putih mengungkapkan pemikiran untuk menjadi penyeimbang di pemerintahan Jokowi-JK.

SBY sudah mengungkapkan bahwa akan ada pertemuan lagi karena beberapa pimpinan parpol sedang di luar negeri. "Sejumlah pimpinan parpol sedang di luar negeri dan setelah kembali ke tanah air, ingin bertemu lagi, saya sediakan waktu untuk itu," tutur SBY.

Presiden mengapresiasi sikap Koalisi Merah Putih yang mengakui hasil Pilpres yang telah menentukan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Sikap politik yang akan diambil oleh koalisi pengusung Prabowo-Hatta itu dianggap sebagai suatu hal yang sah.

"Saya bersyukur, gembira, dan mengapresiasi karena Koalisi Merah Putih sudah menentukan sikap mengakui hasil Pilpres dan tetap berbakti pada bangsa dan negara, serta akan melanjutkan perjuangan di bidang politik. Itu sah sebagai nilai demokrasi dan konstitusi di negara kita," kata SBY dalam konferensi pers di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/9).

SBY mengakui bahwa pelaksanaan Pilpres 2014 sangat dinamis. Ia bersyukur bahwa pelaksanaan Pileg dan Pilpres belangsung aman serta mendapatkan apresiasi dari negara-negara lain.

SBY menuturkan bahwa langkah Prabowo-Hatta yang menggugat hasil Pilpres ke Mahkamah Konstitusi adalah suatu hal yang masih berada dalam koridor demokrasi. Ia menyesalkan beberapa pihak yang menganggap langkah Prabowo-Hatta itu kurang tepat. "Itu jalan yan terhormat dan harus dihormati," ujarnya. (dtc)

BACA JUGA: