Bentrok TNI dan Polri Kesekian Kali, Perlu Tindakan Tegas Selesaikan Masalah

JAKARTA, GRESNEWS.COM - Bentrok antara Anggota TNI dengan anggota Polri kembali terjadi. Kali ini terjadi Kepulauan Riau, Batam pada Minggu (21/9). Bentrokan berawal saat dilakukan penggerebekan terhadap penimbun BBM jenis Solar berinisial N.

Tim gabungan TNI dan Polri tengah melakukan investigasi menyeluruh penyebab terjadinya bentrokan. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan TNI dan Polri telah membentuk tim investigasi gabungan untuk mengungkap kasus ini. Propam dan internal Mabes Polri juga menelisik prosedur penggunakan senjata api hingga terjadi penembakan kepada empat anggota TNI.

Jika ditemukan ada salah prosedur, Mabes Polri akan mengambil tindakan tegas. "Tahapannya masih didalami untuk melihat secara ril apakah penggunaan senjata api sudah sesuai atau memang ada provokasi-provokasi," kata Boy di Gedung Divhumas Mabes Polri, Senin (2/9).

Diakui Boy dalam penggerebekan penimbunan BBM ini tidak berlangsung mulus. Ada upaya penggagalan oleh warga apalagi tersangka N sebagai pemilik gudang BBM berhasil kabur. Tersangka N kemudian kabur menggunakan mobil sedan. Polisi mengejar sembari melepaskan tembakan, diduga mengenai anggota TNI Pratu Ari Kusdianto dan Prada Hari Sulistyo yang melintas di tempat kejadian.

Ada dugaan aksi penimbunan BBM oleh N dibekingi oleh Oknum TNI. Namun Boy enggan berspekulasi atas dugaan tersebut. Boy berharap menunggu hasil investigasi yang dilakukan tim gabungan dan internal Mabes Polri.

"Belum bisa menyimpulkan apakah ada pembekingan dari anggota TNI terhadap tempat tersebut," kata Boy.

Sementara itu Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa menjelaskan pada pukul 20.00 WIB, anggota Polda Kepri dan Brimobda Kepri menggerebek gudang bahan bakar minyak (BBM) solar milik tersangka N yang berada di depan Perumahan Cipta Asri,  Jalan Trans Barelang Tembesi Batu Aji, Batam.

Saat penggerebekan, petugas mendapati satu unit mobil sedan merah yang diduga sebagai mobil pelangsir BBM solar masuk menuju gudang tersebut. Tapi mobil itu kabur karena mengetahui ada penggerebekan. Selanjutnya, polisi mengejar sambil menembaki ban mobil sedan merah tersebut.
 
Pada pukul 21.30 WIB, sejumlah polisi keluar dari gudang minyak tersebut dan pada saat yang bersamaan melintas Pratu Ari Kusdiyanto, anggota Kesehatan Kompi Markas Yonif 134/TS dan Prada Hari Sulistiyo, anggota Kompi Bantuan Yonif 134/TS, yang baru selesai melaksanakan apel malam di Yonif 134/TS.

"Mereka akan pulang ke rumahnya di daerah Bengkong Laut sekaligus mengambil cucian laundry. Mereka tidak bersenjata," katanya Andika , Senin (22/9).

Dalam perjalanan pulang, keduanya berhenti karena melihat ada keramaian di depan perumahan Cipta Asri. Pada saat yang bersamaan anggota Polda dan Brimobda Kepri melakukan penembakan ke arah tanah di depan perumahan Cipta Asri yang  kelihatannya tidak disengaja, mengenai Pratu Ari Kusdianto dan Prada Hari Sulistyo.
 
Kemudian sekitar pukul 21.45 WIB, Praka Eka Basri, anggota Kompi A Yonif 134/TS, yang sedang menuju Simpang Tembesi untuk membelikan makan istrinya, juga tidak bersenjata. Melihat dua rekannya berada di kantor polisi dan menderita luka tembak.

"Yang bersangkutan singgah di depan Mako Brimob dan menanyakan alasan penembakan terhadap dua Anggota Yonif 134/TS itu," katanya.
 
Karena penjelasan dari anggota Brimob kurang jelas, terjadi keributan mulut hingga pengeroyokan dan pemukulan dengan gitar terhadap Praka Eka Basri oleh anggota Brimob.
 
Kemudian sekitar pukul 21.50 WIB, Pratu Eko Syahputra, anggota Kompi Markas Yonif 134/TS, mendapat telepon dari kawannya tentang insiden keributan di depan Mako Brimob. Pratu Eko Syahputra yang tidak bersenjata yang ingin mengetahui kejadian sebenarnya menuju depan Mako Brimob. Namun setibanya di depan Mako Brimob, sebelum mengetahui apa yang terjadi, yang bersangkutan juga ditembak oleh anggota Brimob.
 
Kejadian semakin memanas, sekitar pukul 22.10 WIB, Pratu KS. Marpaung, anggota Provost Kompi A, Yonif 134/TS, yang mendapat laporan tentang insiden tersebut segera menuju depan Mako Brimobda Kepri di Jalan Trans Barelang Tembesi Batu Aji Batam bersama satu anggotanya.

Setibanya di depan Mako Brimob Kepri, Pratu KS Marpaung mendapati Praka Eka Basri yang bersimbah darah di bagian wajah. Pratu KS Marpaung kemudian menyampaikan kepada anggota Brimob bahwa Praka Eka Basri adalah anggota Yonif 134/TS. Namun anggota Brimob itu tidak memperdulikan dan membawa Praka Eka Basri ke dalam Mako Brimob.
 
Berselang 10 menit, Lettu Inf Irham Irawan, Pasi Intel Yonif 134/TS tiba di depan Mako Brimobda Kepri dan menyampaikan pada Wakasat Brimobda Kepri bahwa kedatangannya untuk menjemput anggotanya yang ditahan di Brimobda Kepri.

"Namun saat pembicaraan di depan Mako Brimob berlangsung, sekitar pukul 22.20 WIB, Pasi Intel Yonif 134/TS mendengar suara letusan senjata dari dalam Mako Brimobda Kepri," kata Andika lagi.
 
Tembakan tersebut diduga dilakukan oleh anggota Brimobda Kepri terhadap Praka Eka Basri di dalam Mako Brimobda Kepri. Kemudian sekitar pukul 22.45 WIB, setelah di desak oleh Lettu Inf Irham Irawan, Pasi Intel Yonif 134/TS, barulah Praka Eka Basri dibawa keluar oleh anggota Brimob dengan kondisi kepala berlumuran darah dan kaki sudah ditembak.
 
"Langsung dibawa ke RSUD untuk dilakukan pertolongan," katanya lagi.
 
Pada pukul 23.00 WIB, Danyonif 134/TS tiba di depan di Mako Brimob menemui Wakasat Brimob dan langsung menenangkan anggota Yonif 134/TS yang sudah ramai berkumpul di depan Mako Brimob.
Hapuskan Saling Curiga Antar Aparat

Menanggapi peristiwa bentrok antara anggota TNI dan Polri di Batam, Anggota Komisi Kepolisian Nasional (KOmpolnas) M Nasser prihatin karena terus terulang. Ia berharap peristiwa seperti tidak terulang. Apalagi jika benar peristiwa ini dikait-kaitkan dengan proses penegakan hukum yang dilakukan oleh anggota Kepolisian.

Nasser berharap ada tim invetigasi yang bisa mengungkap terjadi bentrokan ini. Sehingga tidak ada saling curiga dalam proses penegakan hukum. Apalagi jika ada anggapan oknum TNI membekingi penimbunan BBM ini.

"Kami berharap semua pihak menghargai kewenangan polisi melakukan penegak hukum," jelas Nasser kepada Gresnews.com.

Nasser juga mendesak pimpinan kedua kesatuan untuk segera berkoordinasi agar persoalan ini tidak melebar kemana-mana. Termasuk internal Polri melakukan penyelidikan terkait prosedur penggunaan senjata api hingga menelan korban.  

Dalam lima tahun terakhir bentrok TNI dan Polri terus terjadi dengan berbagai sebab.

Pada 19 Oktober 2013, sejumlah anggota TNI AD dari Batalion 305 bentrok dengan anggota Brimob Den B Cikole, Karawang, Jawa Barat.

Lalu pada 18 Oktober 2013, anggota TNI dan Polri terlibat bentrok di sebuah rumah karaoke di Depok Jawa Barat. Akibat kasus ini, tiga orang terluka akibat kena tusukan benda tajam.

Pada 7 Maret 2013 di Ogan Komering Ulu (OKU), sebanyak 90 prajurit TNI menyerang Markas Polres OKU di Sumatera Selatan. Mereka juga merusak dua pos polisi, satu pos sub sektor, dan beberapa kendaraan bermotor. Dalam kejadian ini, empat anggota polisi dari Polres OKU luka-luka.

Insiden ini dipicu penembakan oleh Brigadir Bintara Wijaya, seorang anggota Polres OKU, terhadap Pratu Heru Oktavianus, prajurit TNI dari Batalyon Armed 15 OKU pada 27 Januari 2013.

Pada April 2102 di Gorontalo satu anggota Kostrad, Prada Firman Baso, tewas saat empat anggota Kostrad terlibat keributan dengan anggota Brimob Gorontalo.

Pada 24 November 2010 di Makassar aparat kepolisian Makassar yang sedianya melakukan pengamanan dalam pertandingan PSM Makassar melawan Persiwa Wamena, bentrok sebanyak dua kali, yakni dengan TNI dan supporter PSM Makassar.

BACA JUGA: