JAKARTA, GRESNEWS.COM - Golkar masih terpecah suara terkait dukungan yang akan diberikan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Hal ini dikarenakan belum bulatnya dukungan para elite di tubuh partai beringin itu untuk mendukung kandidat yang akan maju dalam Pilkada DKI. Kendati DPD I Golkar DKI Jakarta telah satu suara untuk mendukung Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Yorrys Raweyai, menyatakan DPD Golkar DKI Jakarta telah melakukan konsolidasi di seluruh wilayah Jakarta. Hasil dari konsolidasi itu telah bulat, seluruh elemen partai di wilayah Jakarta akan memberikan dukungan politik dan mencalonkan Ahok kembali di Pilgub DKI Jakarta Februari 2017 mendatang.

"Keputusan sudah diambil. Selaku Plt kami telah mengundang seluruh pemegang hak suara baik tingkat II, pengurus DPD, dewan pertimbangan, ormas dan lainnya," ujar Yorrys di acara Musda IX Golkar Provinsi DKI Jakarta, Minggu (19/6).

Ia mengakui bahwa saat pengambilan keputusan ada sejumlah kader yang tidak hadir dengan berbagai alasan dalam rapat konsolidasi beberapa waktu lalu. Akan tetapi ketidakhadiran beberapa kader tidak mengganggu pengambilan keputusan sehingga kesepakatan tersebut sudah menjadi keputusan Golkar. "Seluruh kader partai di Jakarta wajib hukumnya untuk mendukung hal itu," tegasnya.

Mengenai belum adanya restu dari Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie (Ical), Yorrys tidak ambil pusing. Menurutnya, kewenangan memilih bakal calon kepala daerah menjadi wewenang DPD tingkat I maupun II. Sedangkan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) hanya melegalkan dukungan. "Dewan Pembina tidak punya hak melarang DPD DKI untuk menentukan dukungan ke Ahok," ujar Yorrys.

Walaupun Ical menyatakan bahwa dirinya sedang mempertimbangkan dukungan Golkar ke Ahok hal itu tidak akan mengubah arah dukungan. Sebab keputusan ada di tangan DPD DKI dan Setya Novanto selaku Ketua Umum Partai Golkar. Hal ini, menurutnya, harus dipahami oleh seluruh kader partai untuk mencegah adanya matahari kembar di dalam tubuh partai beringin.

TIM PILKADA PUSAT BELUM PUTUSKAN - Di lain pihak, anggota Tim Pilkada Pusat DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengatakan Golkar sampai sekarang belum resmi membuat keputusan tentang calon yang akan diusung di Pilgub DKI mendatang. Ia pun menyayangkan adanya saling klaim keputusan antara ketua dewan pembina dan Plt Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta. Hal tersebut akan berakibat buruk bagi citra partai yang baru saja melaksanakan Munas Rekonsiliasi di Bali dari konflik panjang yang melelahkan.

"Apalagi yang dipersoalkan adalah soal kewenangan siapa yang paling berhak memutuskan calon yang bakal didukung partai Golkar dalam pilkada," ujar Bamsoet, Minggu (19/6).

Oleh karena itu ia meminta agar polemik terbuka tersebut segera dihentikan. Karena, menurut mekanisme parta yang telah disepakati dalam rapat pleno beberapa minggu yang lalu terkait aturan internal dan petunjuk pelaksanaan tentang penentuan calon gubernur, wali kota dan bupati, bahwa penentuan calon gubernur, walikota dan bupati adalah wewenang tim pilkada pusat. Sementara sampai detik ini Tim Pilkada Pusat belum melakukan rapat untuk menentukan dukungan. "Saya harap semuanya bisa menahan diri untuk patuh pada mekanisme partai," ujar Bambang.

Menyikapi polemik yang terjadi antara DPD DKI Jakarta dan Dewan Pembina Golkar terkait dukungan di Pilkada DKI, Setya Novanto selaku Ketua Umum Golkar meminta semua pihak dapat menahan diri serta menunggu hasil Musyawarah Daerah (Musda).

BACA JUGA: