JAKARTA, GRESNEWS.COM - Wacana untuk mengevaluasi pencapresan Aburizal Bakrie dari internal Partai Golkar terus berdengung. Perolehan suara Golkar pada pemilu legislatif yang dinilai tidak sesuai target telah menjadi alasan untuk mengevaluasi posisi Aburizal pada Munaslub mendatang.  

Politisi senior Golkar Zainal Bintang salah satu yang gencar mewacakan rencana tersebut. Zainal menyebut hasil Pileg yang mengecewakan akan menjadi pintu masuk mengevaluasi kinerja mesin partai termasuk Ketua Umumnya Aburizal Bakrie alias ARB.

Zainal mengatakan, Munaslub secara umum akan mengevaluasi hasil Pileg dan menentukan arah Golkar ke depan. Bahkan pencapresan ARB akan dievaluasi jika kemudian hasil Munaslub untuk tidak lagi memajukan capres. Sebab dengan hasil seperti saat ini,  menurut dia, tidak mungkin Golkar memajukan ARB sebagai capres.

Yang paling memungkinkan Golkar akan memajukan cawapres dengan menempel pada dua partai lain yakni dari PDIP atau Gerindra. Untuk memajukan cawapres maka harus ada figur lain selain ARB. Dan beberapa nama yang belakangan mulai mencuat ada nama Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Priyo Budi Santoso dan Luhut Panjaitan. "Tapi semua masih menunggu hasil Munaslub, jika memajukan cawapres maka posisi ARB sebagai Ketum juga akan dievaluasi tentunya," kata Zainal usai diskusi di Jakarta, Minggu (20/4).

Zainal mengatakan evaluasi kepada ARB sebagai bentuk tanggung jawab moril atas kegagalan mencapai target tersebut. Sebab saat ini muncul suasana batin kader yang mempertanyakan kepemimpinan ARB.

Sementara itu Direktur Political Communation (PollcoMM) Heri Budianto mengatakan dengan kegagalan Golkar mencapai target perolehan suara menjadi catatan sendiri bagi ARB sebagai ketua umumnya. Meskipun saat ini pencapresannya dipersoalan, Heri yakin, ARB punya kalkulasi sendiri untuk Golkar.

Berdasarkan survei yang dilakukan PollcoMM terhadap kandidat cawapres nama ARB berada di bawah Priyo Budi Santoso. Maka dengan kondisi riil di lapangan yang seperti itu,  yang paling mungkin Golkar mencari figur lain untuk dimajukan sebagai  cawapres. "Apalagi ARB sendiri dengan tegas menyatakan Golkar tidak ingin di luar pemerintahan,"ungkap Heri.

Dalam hal ini, jelas Heri, ARB perlu legowo digantikan orang lain untuk maju sebagai cawapres. Tentu orang tersebut bisa diterima semua pihak dan yang paling penting ARB masih bisa mengontrolnya. Dari empat nama yang berkembang itu, Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung terlalu resisten karena pernah menjabat sebagai ketua umum Golkar. "Yang paling mungkin adalah Priyo," kata Heri.

BACA JUGA: